PROBOLINGGO – Setelah diterpa anomali cuaca beberapa bulan kemarin, nampaknya sejumlah petani tembakau di wilayah Kabupaten Probolinggo mulai memanen dan merajang tembakau, Minggu (1/9) kemarin. Harga tembakau pun diprediksi akan mengalami kenaikan dibadingkan dengan tahun lalu. Pasalnya jumlah hasil produksi tembakau petani mengalami penurunan.
Tembakau yang sudah dirajang tersebut oleh mereka (petani tembakau- Red,) dijemur dengan menggunakan alat khusus yang terbuat dari bambu yang diberi nama anjang atau gedek .
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) KabupatenProbolinggo. Mudzakir mengatakan ini sudah ada sekitar 40 persen tanaman tembakau petani sudah mulai dipanen dan di rajang. Belum semuanya petani yang merajang tembakau disebabkan faktor anomali cuaca yang terjadi selama beberapa bulan terakhir, sehingga menyebabkan masa panen raya mundur sekitar satu bulan.
“Panen raya belum bisa serentak karena petani menanamnya juga mundur akibat masih sering turun hujan lebat,” jelasnya
Meski demikian, dia mengungkapkan kualitas tembakau di Kabupaten Probolinggo sangat baik dan tidak kalah dengan tahun lalu.Namun kuantitas hasil produksi petani tembakau saat ini mengalami penurunan. Diperkirakan dalam satu hektarenya hanya bias menghasilkan 1,1 ton per hektarnya, Sedangkan tahun lalu dalan 1 hektare tanaman tembakau bias menghasilkan hasil temabakau sebanyak 1,5 sampai dengan 2 ton perhektare lahan.
“Ini akibat cuaca yang buruk pada waktu tanam, sehingga daun-daun tanaman tembakau mencadi tipis dan berpengaruh kepada rendemennya. Sedangkan luas lahan tanam petani tembakau tahun 2013 kurang lebih 13.000 hektare,” ungkap Mudzakkir.
Sementara itu menurut Mudzakkir, harga tembakau saat ini stabil yakni berkisar Rp 28-30 ribu perkilogramnya di petani.Jadi tahun ini harga tembakau bisa dibilang mahal. Oleh karena itu petani berharap agar harga tembakau tetap normal sampai masa panen habis.
“Petani juga khawatir untuk tidak terkena hujan susulan, karena beberap hari kemarin hujan mulai turun kembali,” harapnya.
Kendati demikian, Kepala Dinas Perkebunan dan Kahutanan Kabupaten Probolinggo, Raharjo memperkirakan laba yang dihasilkan dari tembakau tahun ini tidak sebanyak tahun kemarin. Sebab, petani harus mengolah lahan dan menanam dua hingga tiga kali tembakau akibat bibit tanaman banyak yang mati. Hal itu mengakibatkan petani harus merogoh biaya operasional tambahan lagi.
“Tetapi harga tembakau saat ini lumayan mahal dibadingkan dengan tahun lalu, walau tanaman temabakunya kemarin di terjang cuaca ekstrim petani masih punya harapan dengan stabilnya harga jual tembakau,” terangnya.
Raharjo juga menyarankan agar petani tembakau juga berusaha dan berdo’a agar senatiasa hujan tidak lagi turun, Pasalnya petani tembaku saat ini masih banyak yang belum panen.
“Jika hujannya terus mengguyur, nantinya akan berakibat kepada daun tanaman tembakau para petani,” pungkasnya. (fud/ara)