BANGKALAN – Tersiarnya kabar kerapan sapi piala Presiden dibekukan menuai kekecewaan para pengerap (pemilik kerapan sapi). Pengerap Bangkalan menyayangkan dibekukannya tradisi masyarakat Madura yang telah berlangsung bertahun-tahun itu. Kerapan sapi piala presiden kali ini dibekukan hingga batas waktu yang belum ditentukan, akibat silang pendapat antara Bakorwil dan para pengerap yang tak kunjung usai.
Sejak tahun 2012 lalu, karapan sapi di Madura terbagi atas dualisme sistem, selain sistem rekeng (kekerasan) terdapat juga sistem pak kopak (tanpa kekerasan). Dualisme inilah yang hingga kini tak menemukan muara hingga berujung dibekukannya gelaran kerapan sapi tersebut.
Salah satu pemilik sapi kerap asal Bangkalan, Mohammad Mahfud mengaku kecewa atas pembekuan yang dilakukan oleh pihak pemprov.
“Jujur kami kecewa dengan pembekuan ini, kerapan sapi ini kan budaya yang telah turun temurun, dan Madura sudah terkenal dengan budaya itu. Kalaulah ada dualisme sistem yang terjadi akhir-akhir ini, hal itu sebetulnya tidak patut dijadikan alasan penghentian atau pembekuan gelaran kerapan sapi ini,” ujarnya penuh kecewa.
Bagi Aan, sapaan akrab mohammad mahfud, pemerintah seharusnya telah mampu mengantisipasi sejumlah pertentangan yang terjadi jauh sebelumnya. Mahfud menganggap, dengan pembekuan ini, itu tandanya pemerintah telah mencederai budaya dan adat istiadat masyarakat madura.
“Jika ujungnya adalah pembekuan oleh pemerintah atas pesta rakyat kerapan sapi yang selama ini terjadi, ini namanya pemerintah telah mencederai budaya lokal masyarakat madura,” terangnya.
Mahfud mengaku siap mengikuti semua ketentuan yang akan diberlakukan pemerintah, entah itu rekeng maupun pak kopak, hanya saja jangan sampai gelaran budaya ini dihentikan begitu saja.
Senada dengan Mahfud, pengerap lainnya H. Hadlori juga merasa kecewa atas dibekukannya kerapan sapi yang selama ini telah menjadi icon budaya madura. Menurutnya, hal ini tidak perlu terjadi apabila disikapi dengan bijak.
“Kalau pemerintah bijak mestinya akan terus berjalan. Ini sudah menjadi kebanggan Madura mas,” tandasnya.(dn/rah)