BANGKALAN – Memiliki tubuh yang tidak sempurna kadang kala membuat seseorang putus asa untuk berkarya. Namun, tidak dengan Sofi (33) meski hanya memiliki satu tangan, justru menjadikan dirinya termotivasi untuk berkarya. Hal itu, dibuktikan dengan kemahirannya membatik hanya menggunakan tangan kiri. Keterbatasan yang dimiliki dijadikan suatu kelebihan oleh Sofi. Jadi, fisik tidak sempurna bukan alasan untuk tidak berkretifitas.
Perempuan murah senyum ini, terlahir di kampung batik, Desa Paseseh Tanjung Bumi. Dari kampung tersebut, Sofi mulai membatik sejak usia 9 tahun. Ia membatik hanya dengan satu tangan (tangan kiri), karena Sofi memang tidak memiliki tangan kanan sejak lahir. Namun, karyanya tidak kalah dengan pembatik lainnya. Bahkan, batik karyanya lebih halus dibanding dengan rekannya yang menggunakan dua tangan.
“Saya membatik sejak usia 9 tahun, meski dengan kondisi terbatas saya tidak putus asa,” ujarnya tersenyum.
Perempuan yang juga berprofesi sebagai guru ngaji ini mengaku belajar membatik dari ibunya sejak kecil, karena tidak ada aktivitas lain selain hanya membatik. Membatik bagi Sofi sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Sofi terlihat sangat cekatan dan lihai saat menggoreskan malam di atas kain putih yang sudah ada motifnya. Kelihaian dalam membatik dengan tangan kiri mengundang decak kagum orang-orang.
“Membatik telah menjadi bagian hidup saya sehari-hari,” tuturnya sambil memperlihatkan hasil batik tulisnya.
Perempuan lajang ini, sangat menikmati dan mencintai dunia membatik. Banyak karya batik Sofi yang di pesan orang-orang dari luar Madura. Diantaranya, Kota Jakarta, Surabaya, dan Kalimantan, bahkan karyanya diminati oleh pecinta batik dari Malaysia. Dari hasil membatik, Sofi dapat membantu adik dan ponakannya yang saat ini masih mengenyam pendidikan di salah satu pondok pesantren.
Kegigihan dan keyakinan yang kuat membuat Sofi tidak pernah menyerah untuk berkarya. Ia memiliki tekad yang kuat dan ingin membuktikan bahwa terlahir dengan tidak sempurna bisa melakukan apa yang dapat dilakukan oleh orang yang terlahir dalam kondisi sempurna atau bahkan melebihinya. Setiap sesuatu, kata Sofi, memiliki kelebihan sesuai keadilan Tuhan.
“Kuncinya adalah keyakinan yang kuat, karena itu tekad saya,” tuturnya sambil meniupkan malam ke atas permukaan kain yang telah digambar sebelumnya.(dn/rah)