KENDAL- Pemilik Jawa Pos Grup yang juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan menegaskan akan tetap maju sebagai calon presiden (capres) pada pemilu presiden dan wakil presiden (pilpres) 2014 mendatang. Dia pun membantah isu yang menyebutkan dirinya akan mundur dari konvensi Partai Demokrat. Bantahan itu disampaikan Dahlan saat menghadiri acara Khaul ke 46, KH. Ahmad Ru’yat, di Ponpes Apik Kaliwungu, Kendal Jawa Tengah, Minggu (9/2). “Saya tidak mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai menteri BUMN, dan masih mengikuti konvensi Partai Demokrat,” kata Dahlan Iskan.
Dahlan Iskan mengaku, saat ini konvensi capres dari Partai Demokrat masih berlangsung dan belum selesai. Nantinya, yang memiliki rating tertinggi bakal menjadi capres dari partai tersebut, seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
“Saya ikut konvensi capres partai Demokrat. karena diminta oleh Pak SBY. Selain iu, saat ini baru Partai Demokrat saja yang memintanya untuk mengikuti konvensi pencapresan ini,” jelasnya.
Pengasuh Ponpes Apik Kaliwungu, Kendal, KH. Solakhudin, mengaku mendukung penuh pencapresan Dahlan Iskhan. Menurutnya, Dahlan adalah sosok pemimpin yang patut untuk dijadikan sebagai contoh. Pasalnya, Dahlan berani mengakui kesalahannya di muka umum. Seperti yang ia katakan di televisi, terkait dengan kenaikan harga elpiji.
Sementara itu, peneliti Lembaga Survei Nasional (LSN) Dipa Pradipta di Jakarta, Minggu (9/2) berpendapat, para calon legislatif dan capres yang bakal bertarung di pemilu legislatif dan pilpres mendatang untuk tidak memandang sebelah mata media sosial. Media sosial, kata dia, memiliki peran penting karena sebagian besar penggunanya adalah remaja. Mereka adalah para pemilih pemula yang terus tumbuh. Perilaku para pemilih pemula ini adalah selalu mencari informasi melalui media sosial.
“Pemilih pemula berusia 17 sampai 30 tahun porsinya lumayan banyak. Mencapai sekitar 27 juta suara yang diperebutkan,” kata Dipa.
Dia mengatakan, media sosial menjadi wadah yang sangat mudah untuk memberikan tanggapan positif maupun negatif terhadap para peserta pemilu. “Di media sosial orang bebas mengeluarkan pendapat apapun, kritikan, pendapat dan pujian. Media sosial juga sebagai media yang mudah diakses. Info yang didapatkan juga banyak,” tuturnya.
Menurut Dipa, jika calon presiden menggunakan media ini sebagai alat kampanye, bisa jadi akan menambahkan pundi-pundi suara mereka.
Beberapa kandidat calon presiden diketahui gencar memanfaatkan media sosial. Sebut saja mantan Mentri Perdagangan yang kini mengikuti konvensi capres Partai Demokrat, Gita Wiryawan. “Pak Gita menggunakan media sosial sebagai kampanye beliau karena salah satu pemilih yang disasar oleh beliau adalah pemilih pemula,” tandas Dipa.
Selain itu ada pula Anies Baswedan, capres independen yang juga salah satu peserta konvensi. “Dari analisis media monitoring yang kami lakukan memang banyak tanggapan positif yang didapat terkait kampanye di media sosial ini,” kata dia.