AENGPANAS – Lima puluh dua perahu mengibarkan jagat yang berbeda di pelabuhan rakyat Aengpanas Kecamatan Pragaan, kemarin (31/3). Para pemilik perahu menganginkan atribut mulai dari sang saka merah putih, bendera Belanda hingga berbagai kain yang merujuk partai politik tertentu. Semua berjaya di acara upacara petik laut ini.
Ritual ini digelar setiap tahun. Tetapi pada tahun ini, momentum petik laut bersamaan dengan masa kampanye. Dari jauh, terlihat kibaran bendera yang mengabarkan hiruk-pikuk politik menjelang pemilu 9 April mendatang. Apakah mereka benar-benar mencintai atribut itu atau karena sesuatu yang lain?
Ahmad Jiman pemilik perahu asal Desa Karduluk Kecamatan Pragaan mengaku sengaja mengibarkan bendera merah berlambang moncong putih karena kebersamaan masyarakat Karduluk yang sedang demam partai besutan Megawati Soekarnoputri itu. Ahmad menjelaskan, pengibaran itu selain meramaikan juga sebagai tanda bahwa penumpang di dalam perahu siap mensukseskan caleg yang diusung PDI Perjuangan dari berbagai tingkatan.
Lebih dari itu, dia mengatakan para pemilik perahu dibantu untuk meringankan beban dalam menghias perahu. Biasanya, pemilik perahu urunan untuk mengecat kembali warna cat sampan yang lusuh. Sehingga, perahu-perahu yang menggergaji laut seakan tambah baru. Menurutnya, keramaian itu sudah lazim dan terjadi dalam religiusitas hari-hari warga pesisir. Upacara petik laut diyakini bisa sebagai cara lain untuk berdoa agar nelayan selamat dengan hasil tangkapan yang lebih berkah. “Ini salah satu cara kami berdoa agar nelayan lebih beruntung,” katanya.
Perang atribut ini sekedar meramaikan upacara petik laut dan bendera partai politik maupun bendera yang melambangkan negara seperti Indonesia dan Belanda berguna untuk membuat ramai suasana di hari yang direncanakan, petik laut.