BANGKALAN – Keberadaan anak jalanan (anjal) di Kabupaten Bangkalan hingga saat ini menjadi problem yang tak tertangani. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertras) terkesan tidak serius menanggulangi permasalahan tersebut. Di setiap traffick light anjal dengan leluasa turun ke jalan. Pembinaan yang dijanjikan agar tidak lagi turun ke jalan nampaknya hanya isapan jempol.
Pasca penertiban yang dilakukan Satpol PP beberapa waktu lalu, kini keberadaan anjal kembali marak di berbagai wilayah setempat. Bahkan hampir di setiap titik traffick light, selalu dihiasi dengan keberadaan anak-anak jalanan tersebut. Menandakan kurang optimalnya keseriusan peran Dinsosnakertras dalam menangani masalah anjal yang terus berkepanjangan.
Makin maraknya anjal di beberapa titik, sebagai indikator gagalnya kinerja Dinsosnakertrans dalam mengatasi problematika tersebut. Seharusnya, anjal itu tidak lagi menggantungkan nasibnya di jalanan, jika instansi terkait memberikan pembinaan terhadap mereka. Padahal seringkali dikatakan pembinaan terhadap anjal sudah dilakukan, namun ternyata tidak cukup ampuh, berarti pembinaan tersebut ada yang perlu dibenahi.
Kepala Dinsosnakertrans Bangkalan, Ismed Effendi menyatakan dalam menanggulangi anjal masih menunggu pihak Satpol PP untuk melakukan penertiban. Ismed berdalih pembinaan bisa dilakukan setelah adanya penertiban. Pernyataan tersebut menimbulkan kesan saling lempar tanggung jawab atas permasalahan ini.
“Kami hanya menunggu dari pihak Satpol PP terkait anjal tersebut, kalau memang pihak satpol PP melakukan razia, maka kami siap melakukan pembinaan terhadap para anjal tersebut, karena yang memiliki wewenang melakukan penertiban adalah pihak satpol PP,” kelitnya.
Dinsosnakertrans, kata Ismed, hanya memiliki tanggung jawab membina para anjal setelah ditertibkan. Selama 2014 ia mengaku telah membina belasan anjal agar tidak turun ke jalan. Akan tetapi faktanya di lapangan para anjal tersebut merupakan anjal yang pernah dirazia.