JAKARTA- Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar, Akbar Tanjung tidak mempersoalkan partainya berkoalisi dengan Partai Gerindra. Koalisi yang diprakarsai Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (ARB) dan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto merupakan hal normal dalam rangka mencapai kesepakatan untuk mengikuti Pilpres 9 Juli nanti. Namun Wantim Partai Golkar akan meminta penjelasan dari calon presiden ARB, terutama isu ARB akan banting harga menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto. “Kami dari Wantim perlu mendapatkan penjelasan dari DPP. Apalagi kami sebetulnya telah menyampaikan suatu saran kepada DPP apabila akan berkoalisi dengan partai lain perlu memperhatikan saran dari Wantim,” kata Akbar di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (7/5).
Wacana koalisi Gerindra dan Prabowo semakin menguat setelah digelar pertemuan kedua Prabowo-Aburizal. Bahkan, usai pertemuan di kediamannya, Prabowo menjelaskan koalisi dengan Golkar dapat berlangsung dengan cepat. “Tidak lama lagi,” demikian mantan Danjen Kopassus ini.
Saat ini, Akbar mengaku belum mendengar secara langsung kesiapan ARB menjadi cawapres untuk mendampingi calon presiden dari Partai Gerindra itu. “Saya belum dengar pernah mendapatkan keterangan langsung dari Ical,” kata dia.
Lebih jauh Akbar mengatakan bila isu itu benar, dia mempertanyakan model koalisi yang akan dibangun ARB dan Partai Gerindra. “Kalau koalisi antara partai itu normal. Saudara Ical adalah capres dari Partai Golkar. Begitu pun Prabowo capres dari Partai Gerindra. Kalau mau melakukan koalisi, dalam bentuk apa?” ujarnya.
Akbar mengatakan keputusan ARB sebagai capres Golkar tidak bisa diganggu karena hal itu merupakan keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). “Ical tetap capres dari Golkar,” tutur Akbar.
Kendati demikian, bisa saja ARB menjadi cawapres, tapi harus melalui mekanisme Rapimnas lagi. “Ini kan masih ada waktu, nanti pada Rapimnas baru akan diputuskan,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Tantowi Yahya menilai Partai Golkar dan Partai Gerindra disebut memiliki kesamaan program, yaitu peningkatan kesejahteraan rakyat. Karena itu, bila Prabowo diduetkan dengan ARB diyakini akan banyak program pro rakyat yang digulirkan. “Ini prediksi politik. Semuanya sudah disusun programnya,” jelas, Tantowi Yahya, Rabu (7/5).
Tantowi menjelaskan, ARB sudah menggulirkan program negara kesejahteraan 2045. Setiap satu dasawarsa, Indonesia ditargetkan berkembang drastis dalam sejumlah bidang. Pertama infrastruktur. Kedua pendidikan. Ketiga adalah penciptaan lapangan kerja, dan berbagai bidang yang bermuara kepada maksimalisasi pembangunan di Indonesia
Program-program tersebut sejalan dengan Gerindra yang fokus pada peningkatan pertanian, dan berbagai bidang kehidupan. “Sinergi ini sangat baik sekali,” jelas anggota Komisi I DPR ini.