PROBOLINGGO – Diterapkannya Kurikulum 2013 (K 13) di dunia pendidikan membuat madrasah di lingkungan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo Kebingungan.
Lembaga Madrasah banyak yang kesulitan mendapatkan buku panduan K13 bagi anak didiknya. Untuk menyiasatinya, lembaga madrasah banyak melakukan upaya foto copy mata pelajaran.
Hal itu dikatakan oleh salah satu guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum Desa Banyuanyar Lor Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo, Fathur Rohman. Menurutnya, K 13 yang diterapkan saat ini memang mengalami kendala tentang sulitnya mendapatkan buku panduan mengajar.“Yang pasti ada kendala tingkat penerapan kurikulum. Banyak siswa yang tidak memiliki buku panduan,” terangnya kepada wartawan, Senin (25/8).
Dikatakan, buku panduan untuk siswa atau peserta didik yang ada di lembaga madrasah swasta dinilai sangat minim. Untuk memperbanyak ketersedian buku bagi siswanya, madrasah harus menggandakannya dengan melakukan upaya foto copy buku yang dinilai jumlahnya sangat terbatas.
“Biar kurikulum tersebut bisa diserap siswa maka jalan melakukan penggandaan sendiri merupakan jalan yang terbaik,” tandas Fathur Rohman.
Fathur Rohman menambahakan, panduan buku yang digandakan melalui foto copy harus mencari kebeberapa tempat. Karena keberadaan buku itu sangat minim, sehingga lembaga berusaha dengan meminjam ke lembaga lain yang dinilai memiliki buku K 13 itu.
“Oleh karena itu, lembar buku panduan K 13 tematik tentang agama dan umum yang dipegang murid kebanyakan foto copyan semuanya,” tegasnya.
Senada disampaikan Kosim (35), salah seorang guru Madrasah di wilayah Bantaran, mengatakan penerapan kurikulum yang ditetapkan pusat untuk lembaga dibawah naungan kemenag harus mengikutinya. Namun dengan penerapan itu tidak di imbangi dengan ketersedian buku.“Untuk buku K3 sekolah harus berusaha sendiri tanpa ada ketersedian yang memadai,” ucapnya.
K 13 menurutnya, mulai diterapkan di kelas 1 dan kelas 4 untuk MI. Sementara untuk Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah diberlakukan untuk kelas 1.“K 13 memang dinilai baik, namun untuk tahun ajaran baru tahun ini. Madrasah masih banyak terkendala tentang ketersedian buku,” pungkas Kosim.