JAKARTA-Politikus Golkar Nusron Wahid terus melakukan perlawanan terkait keputusan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) yang memecatnya. Bahkan, dia memperkirakan gejolak bakalan terjadi pada pemilihnya karena gagal menjadi anggota DPR periode 2014-2019 akibat dipecat dari Golkar. Apalagi, pemilihnya yang berjumlah lebih dari 200 ribu orang itu memintanya agar melawan.
Nusron menceritakan, banyak para pemilihnya itu yang mempertanyakan sebetulnya apa yang terjadi sehingga sehingga gagal menjadi anggota DPR. Padahal Nusron mengklaim, pemilihnya itu memilih dirinya bukan karena Golkar. “Kalau menangani gejolak luar biasa bos kalau soal itu. Ini gimana mas, gimana mas, memang mereka memilih saya bukan karena memilih Golkar tuh, jadi sebetulnya kemudian dikembalikan lagi, sampeyan maunya apa?” kata Nusron usai jumpa pers di Jakarta, Rabu (20/9).
Seperti diketahui, DPP Partai Golkar telah mengirim surat ke KPU perihal permintaan agar KPU tidak melantik Nusron Wahid dan Agus Gumiwang karena telah dipecat dari partai. Padahal Nusron Wahid merupakan anggota DPR dan caleg terpilih DPR periode 2014-2019 dengan raihan suara terbesar dari Partai Golkar (243.021 suara). “Daerah saya kan daerah NU, bukan karena melihat sayanya lah karena melihat NU-nyalah, bukan melihat Golkarnya,” imbuhnya.
Menurut dia, di daerah pemilihannya Jateng II, Golkar tidak pernah menang. Bahkan saat era Presiden Soeharto pun Golkar tak pernah menang. “Zaman orde baru saja enggak pernah menang Golkar di situ,” tegas dia.
Nusron juga mengungkap alasannya memilih mendukung Jokowi-JK sebagai penyebab utamanya dipecat dari Golkar. Hal itu dilakukan atas permintaan konstituennya. “Semua meminta Jokowi-JK, saya malah dibenci konstituen saya kalau kemarin saya dukung Prabowo. Gimana coba?” imbuhnya lagi.
Ketum GP Ansor ini menambahkan, ratusan ribu pemilihnya meminta agar melawan dengan kasus pemecatan tersebut. “Oh lawan minta lawan semua,” tutur dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Siswono Yudhohusodo menilai alasan pemecatan kepada Nusron Cs tak kuat jika cuma dikarenakan perbedaan pendapat soal dukungan kepada capres. “Sebenarnya kalau saudara Nusron dan saudara Agus itu termasuk juga satu lagi saudara (Poempida) Hidayatullah menentukan pilihannya kepada saudara Jokowipun tidak patut untuk dipecat, itu pilihan pada presiden. Lebih-lebih di Jokowiitu wakilnya Pak Jusuf Kalla yang juga kader Golkar. Tidak cukup alasan untuk memecat, saya kira itu,” kata Siswono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8).
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti menilai tindakan Partai Golkar yang memberhentikan secara sepihak tiga kadernya dan sekarang mengajukan pembatalan setidaknya dua kadernya tersebut sebagai anggota legslatif terpilih 2014 merupakan langkah yang mengabaikan prinsip-prinsip pengelolaan partai politik secara demokratik. “Tindakan ini juga memicu ketidakpastian hasil pemilu. Sebab, caleg yang sudah terpilih bahkan mencapai BPP (bilangan pembagi pemilih) dapat dibatalkan secara sepihak keterpilihannya hanya karena partai memberhentikannya juga secara sepihak,” kata Ray, di Jakarta, Rabu (20/8).
Menurut Ray, partai yang melakukan tindakan seperti ini dapat menciderai amanah masyarakat. “Dan jika tidak kita sikapi secara tepat, tindakan-tindakan seperti ini akan berpotensi menjadi trend di dalam budaya partai.
Oleh karena itu, lanjut Ray, KPU seharusnya mempertimbangkan apakah pemberhentian mereka dilakukan dengan cara-cara yang demokratis atau tidak. “Jika dilakukan dengan semangat yang bertentangan dengan demkrasi, KPU sebaiknya menolak permohonan pencoretan tersebut,” pungkasnya.