Jadilah Wanita Mandiri
Seorang wanita memang diciptakan lemah lembut. Bahkan sudah identik dengan kaum yang lemah, dibandingkan dengan para lelaki. Namun, meski sudah dicap kaum lemah, jangan sampai kita para wanita ini semakin membebani kaum lelaki. Karena itu jadilah wanita yang mandiri.
Maksud mandiri di sini jika apa yang akan kita kerjakan masih mampu kita kerjakan sendiri, marilah kerjakan sendiri saja, jangan hanya bisanya minta tolong saja pada kaum lelaki. Khususnya bagi para wanita yang sudah bersuami. Jangan sedikit-sedikit merengek pada suaminya. Karena terkadang para suami itu juga kurang suka terhadap istrinya yang suka merengek dan tidak mandiri. Akan tetapi kemandirian kita itu, para kaum wanita, harus tetap pada kodratnya. Yaitu kodrat kaum wanita, jangan sampai melebihi batas.
Hal ini sebagaimana diucapkan Dita (26). Dia ingin menjadi wanita yang madiri, namun dia tetap tidak mau melupakan jati diri seorang wanita begitu saja. Menurutnya, sebagaimana kodrat wanita, adalah sebagai seorang pelayan. Dalam hal ini adalah pelayan keluarga. Jadi memang benar jika wanita itu identik dengan dapur dan pekerjaan rumah lainnya. Karena memang demikian adanya.
Meski demikian bukan tidak boleh seorang wanita itu juga mengembangkan potensinya di dunia luar dan karir. Karena hal ini juga penting bagi wawasan seorang wanita, dan bisa dikatakan sebagi bentuk kemandiriannya. Apalagi sekarang sudah jamannya emansipasi, sebagaimana diperjuangkan RA Kartini dulu.
“Cap bagi wanita yang seorang pelayan itu berbeda dengan cap sebagai babu lho. Sebab hal ini sekarang sudah rancu. Pelayan disamakan dengan babu, begitu pula sebaliknya,” ungkapnya kemarin (22/9).
Berdasarkan pemahamannya, jika seorang babu maka dia pasif, hanya tunduk saja atas perintah atasan. Tapi jika pelayan masih bisa aktif, tidak hanya nurut saja, tapi masih bisa memberikan saran-saran dan sumbang pikiran lainnya. Misalnya antara istri dengan suami, dalam kehidupan berkeluarga, masih bisa saling berbagi. Sehingga wanitu itu boleh saja mandiri, seperti dengan cara berkarir di mana saja. Asalkan jangan lupakan kodratnya sebagai wanita. Dan setelah tugas atau pekerjaan di luar rumah selesai, silakan langsung terjun ke belakang untuk tetap menjadi pelayan keluarga. SUKMA FIRDAUS/RAH