SUMENEP – Menjelang hari raya Idul Adha atau yang dikenal hari raya kurban, semua jenis hewan kurban di Kabupaten Sumenep naik cukup tinggi. Kenaikan harga berkisar antara Rp 1 juta sampai Rp 7 juta.
“Kalau harga kambing sekarang memang cukup mahal, dan itu biasa terjadi setiap tahun ketika menjelang hari raya kurban,” kata Bapak Razak (45), pedagang kambing asal Kecamatan Lenteng, Minggu (28/9).
Menurutnya, semakin tua umur kambing semakin mahal. Sedang ciri-ciri kambing yang cocok untuk dijadikan kurban, yaitu berbadan sehat, gemuk, tidak cacat fisik, panjang dua tanduknya cukup, serta giginya powel.
Bila kambing sudah memenuhi kriteria seperti itu, maka akan dibeli mahal oleh masyarakat. “Kalau syarat-syaratnya sudah cukup menurut petunjuk agama, maka harganya akan sangat mahal, bisa jadi seekor kambing dijual Rp 2 juta, naik 1 juta dari harga sebelumnya,” sambungnya.
Tidak hanya kambing kurban yang mengalami kenaikan, harga sapi kurban naik Rp 5-7 juta rupiah pe rekor. Harga sapi yang sebelumnya hanya Rp 10 juta, sekarang dijual Rp 17 juta pe rekor. Sedangkan harga sapi yang sebelumnya hanya Rp 8 juta, menjelang kurban dijual Rp 13 juta, naik Rp 5 juta.
“Saat sekarang harga sapi memang naik cukup tinggi, yakni Rp 5-7 juta per ekor, apalagi hari raya kurban sudah semakin dekat,” kata Ketua Asosiasi Pedagang Kambing dan Sapi Sumenep Samauddin.
Ditambahkan, harga sapi yang paling banyak diminati oleh masyarakat yang ingin berkurban, adalah sapi yang harganya maksimal Rp 15 juta. ”Yang paling laris sekarang, sapi yang harganya maksimal Rp 15 juta, lebih dari itu kurang diminati oleh masyarakat,” pungkasnya.
Kepala Dinas Peternakan Sumenep Arif Rusdi, mengimbau masyarakat yang ingin membeli hewan kurban, agar teliti dalam memilih dan membeli hewan. Sehingga hewan yang dijadikan kurban tidak mengandung penyakit, yang bisa membahayakan bagi masyarakat yang mengonsumsinya nanti.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan operasi pasar, dan akan melakukan pemeriksaan terhadap jenis hewan yang akan dikurbankan. Pihaknya tidak ingin masyarakat yang mengonsumsi daging kurban terjangkit penyakit.
“Kami mengimbau masyarakat Sumenep, agar hati-hati dan meneliti terlebih dahulu hewan kurban yang akan dibeli. Sapinya harus sehat agar masyarakat tidak terjangkit penyakit,’’ tukasnya. (JUNAEDI/MK)