Menari dari Hati Pancarkan Aura Diri
Tubuhnya serasa tak bisa diam saat ada musik. Hal itu nampak dari kakinya yang terus bergerak tak bisa diam. Belum lagi matanya yang serasa diam namun liar. Begitulah Ike Ulfa Niyanti. Gadis kelahiran Sumenep, 9 November 1987 silam yang menghuni daerah Pandian Sumenep.
Ike sapaan akrabnya, tenyata mencintai tari sudah sejak lama. Dia merasa bahwa tubuh adalah bagian dari hal yang bisa mengantarnya pada kesuksesan dan kesehatan. “tari adalah sebuah gerakan yang bisa dilakukan oleh seluruh anggota tubuh yang pada akhirnya biasanya di iringi musik”, begitu jawabnya. Dia menjelaskan, bahwa dengan banyak bergerak akan menghasilkan keringat sebagai bagian dari olah tubuh sekaligus melestarikan tradisi.
Ike sudah menggeluti tari sejak kelas 3 SD ini yakin bahwa jalan yang dipilihnya juga sebagai penyelamat tradisi di antara banyak anak muda yang enggan bahkan malu untuk berkesenian, karena dianggap kuno ditengah digitalisasi. Gerak dan liukan tubuh Ike adalah satu bukti bahwa tradisi masih diminati dan harus dilestarikan. Mencintai apa yang digelutinya akan menjadi hal positif serta membuat auranya bersinar di tengah gerak, liuk dan make-up.
Tak salah jika Ike menjadi salah satu pelatih pada hari jadi kota sumenep 2013. Selain itu peraih Juara 1 Tari Tradisional Kelompok se Jawa Timur tahun 2006, Juara 1 Kreasi Se-Madura yang diselenggarakan di GNI 2007 ini juga pernah dikirim sebagai duta tari se Jawa Timur.
Dara yang mempunyai hobby menari sekaligus merias ini juga pandai membuat hal yang dimilikinya menjadi sumber uang. Setelah lulus kuliah dari STKIP PGRI Sumenep baru-baru ini, dia membuka usaha sewa menyewa baju tari, baju adat, sekaligus merias wisuda. Dalam waktu dekat berencana untuk membuka sewa baju pengantin.
Penyaji terbaik Pekan Seni Guru di festival musik tradisi ini juga berpesan pada anak muda agar jangan malu untuk menunjukkan identitasnya meski itu tradisional serta gigihlah kepada apa yang telah menjadi pilihan hidupnya. Benazir Nafilah