BANGKALAN – Populasi sapi di kabupaten Bangkalan relatif tinggi. Dalam sehari bisa mencapai 2.000 ekor. Namun sayangnya tingkat kebutuhan terhadap hewan ini relatif minim untuk keperluan Hari Raya Idul Adha. Hal itu bisa dlihat dari kebutuhan hewan kurban pada tahun 2014 khususnya sapi hanya 120 ekor, sedangkan untuk kambing sebanyak 425 ekor. Dimungkinkan, tingkat kebutuhan pada hari raya kurban tahun ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya yang relatif minim.
Dengan demikian, Dinas Peternakan dan Pertanian (Dispertanak) kabupaten setempat memastikan untuk stok sapi kurban tahun ini sangat aman. Bahkan, bisa memenuhi kebutuhan dari daerah lain dengan cara mengirim sesuai dengan permintaan. Namun, tidak bisa memastikan secara gamblang terkait tingkat kebutuhan masyarakat setempat terhadap hewan ini. Terlebih, harga sapi belakangan ini melambung tinggi.
“Dipastikan aman, karena populasi sangat tinggi. Kalau dilihat pada kebutuhan tahun lalu, justru masyarakat lebih memilih kambing untuk dijadikan hewan kurban,” jelas Kepala Dispertanak Kabupaten Bangkalan, Puguh Santoso melalui Kasie Kesehatan Masyarakat Veteriner, Riswan, kemarin (17/9).
Guna menjamin kemanan dan kelayakan sapi untuk dikonsumsi pada saat hari raya kurban, pihaknya akan terus melakukan pengecekan di pasar. Langkah itu sebagai upaya antisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Termasuk kemungkinan hewan yang dijual tidak sehat atau berpenyakit. Jika itu terjadi, sangat merugikan bagi masyarakat.
“Ya dengan dibantu petugas yang ada di kecamatan, kami akan melakukan pengontrolan pada kondisi hewan, untuk mengantisipasi penyakit pada hewan,” paparnya.
Tidak hanya di pasar saja yang akan dipantau. Namun juga, pada saat pemotongan pun akan tetap menjadi pantauan Dispertanak. Hal itu dilakukan untuk melihat langsung apakah daging sapi sehat apa tidak. Bisa jadi masyarakat tidak bisa mendeteksi adanya penyakit pada daging itu.
“Kami juga akan melakukan pemeriksaan pada saat pemotongan hewan kurban,” tandasnya. DONI HERIYANTO/RAH