Bahasa Arab adalah Bahasa Peradaban
“Bahasa Arab adalah bahasa peradaban sekaligus pemersatu dunia Islam,” ucap Khairun Nahdiyah, Mahasiswi Pasca Sarjana UIN Malik Ibrahim saat berbincang-berbincang dengan Koran Madura.
Kata perempuan kelahiran gerbang salam Pamekasan itu menyebtukan bahwa berdasarkan data dari Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementrian Agama, bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa daerah sekitar 150 juta orang di Asia Barat dan Afrika Utara yang merupakan 22 negara yang menjadi anggota liga negara-negara Arab. Selain itu, kata dara berkacamata tersebut, Bahasa Arab juga merupakan bahasa hukum Islam yang mendominasi kehidupan semua muslim yang digunakan sebagai bahasa kebudayaan Islam dengan diajarkan pada ribuan sekolah di luar dunia Arab. “Dari Senegal sampai Filipina, Bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengajaran dan kesusastraan, pemikiran di bidang sejarah, etika hukum dan fiqih serta kajian kitab,” jelasnya
Dewasa ini, lanjut perempuan yang lahir pada kalender 03 Maret 1990 itu, kemampuan berbahasa Arab dianggap kolot, tertutup dan tidak keren, sehingga kurang mendapat tempat istimewa, seolah hanya bahasa Inggris yang pantas jadi idola banyak orang. Maka tak salah jika bahasa inggris telah ‘menyehari’ di kota maupun di desa. Sekarang ini pun anak TK sudah dijejali kurikulum berbahasa Inggris yang nyaris bikin kita geleng-geleng kepala.
Belum lagi, kata alumnus PP Annuqayah itu, kehadiran bahasa baru di belahan Nusantara ini, seperti Bahasa Jepang dan Mandarin juga mengekor. “Saat ini, bahasa yang menjadi tren anak muda tersebut pun mulai mengekor popularitas pembelajaran bahasa Inggris. Dimana-mana kursus bahkan privat jepang dan mandarin didirikan dan disambut dengan antusiasme yang luar biasa. Bahasa Arab pun mulai ketinggalan zaman,” ungkapnya
Iya, ada beragam motivasi kata Ira orang orang belajar bahasa asing. Dari mulai sekadar bisa bercas-cis-cus dihadapan rekan dan keluarga, hingga mengejar syarat capaian TOEFL untuk mendaftar di institusi pemerintah maupun swasta, pula ada motivasi untuk mengerja citra. Khusus bahasa Mandarin, bukan rahasia lagi kalau negara Cina telah berubah menjadi raksasa bisnis yang menggurita di dunia ini. “Maka bagi kalangan usahawan yang mengincar keunggulan bisnisnya di masa depan, mau tak mau harus mengejar kemampuan untuk bisa berbahasa Mandarin,” lanjutnya.
Soal eksistensi bahasa Arab, kata mahasiswa PBA Pasca Sarjana, perempuan akrab dipanggil Ira itu tidak risau, sebab walaupun memang belum ada penelitian akurat dan angka yang dihasilkan secara khusus untuk menunjukkan animo pembelajaran bahasa Arab di masyarakat kita, tetapi ada isyarat positif, yaitu dengan berkembangnya sekolah-sekolah Islam Terpadu di berbagai kota yang salah satunya menawarkan ketrampilan berbahasa arab.
Namun juga ada isyarat negatif yang menunjukkan penurunan minat di beberapa Mahad atau kursus bahasa Arab secara khusus. “Salah satu penyebabnya minimnya motivasi dalam diri sendiri untuk mempelajari bahasa Arab. Karena kebanyakan mereka yang bersekolah di Madrasah atau pesantren, identik dengan ‘anak nakal’ atau sekadar untuk memenuhi keinginan kedua orang tuanya. Memang tidak semua, tapi model yang semacam itu tidak bisa dikatakan sedikit. Walhasil, sebagian yang mempelajari bahasa Arab tidak termotivasi oleh apapun, kecuali hanya sekadar menjalankan kewajiban pembelajaran di pesantren,” tukasnya sembari mengakhiri perbincangan soal eksistensi bahasa Arab. SYAMSUNI