PROBOLINGGO – Langkanya BBM sejak beberapa hari ini di Kota Probolinggo tidak hanya berpengaruh terhadap akses perekonomian, tetapi juga terhadap dunia pendidikan. Sejak langkanya BBM tersebut, banyak pelajar yang terpaksa jalan kaki ke sekolah.
Para pelajar itu terpaksa jalan kaki, lantaran jarang menemukan angkot. “Ya terpaksa jalan kaki,” ujar seorang siswi, Wiwin kepada wartawan, Selasa (2/9).
Menurut dia, jalan kaki pulang sekolah tidak hanya sendirian. Tetapi bersama dengan teman lainnya. “Kita hanya pulangnya saja yang jalan kaki. Sementara kalau pagi minta antar keluarga, karena takut telat,” katanya bercerita.
Mereka terpaksa jalan kaki, karena pengaruh langkanya BBM yang terjadi sejak beberapa hari ini. Mereka mengaku kesulitan naik angkot, karena banyak yang mogok dan antri untuk mengisi BBM.
Wiwin mengatakan, meski harus pulang sekolah dengan jalan kaki, namun ia mengaku tidak putus asa. Hanya saja, siswi asal salah satu sekolah SMP di Kota Probolinggo itu berharap agar kelangkaan BBM ini tidak berlangsung lama. “Kasihan masyarakat lainnya,” ungkapnya.
Ira, salah seorang siswi lainnya juga mengatakan serupa. Dampak langkanya BBM itu tidak hanya berpengaruh terhadap perekonomian, tetapi juga terhadap anak sekolah. Hampir setiap hari dia mengaku kesulitan mencari angkot untuk pergi sekolah. “Angkot tetap ada. Tetapi jarang sekali, tidak seperti hari-hari sebelumnya,” kata dia.
Karena khawatir telat sekolah, ia terpaksa minta antar pada orangtuanya. Sedangkan jika pulang sekolah, Ira memilih jalan kaki bersama dengan teman lainnnya.
Ira menambahkan, dengan langkanya BBM tersebut, ia hanya berharap pemerintah lebih bijak memikirkan nasib masyarakat bawah. Karena dampak kelangkaan itu, masyarakat banyak yang kelimpungan mencari BBM. Bahkan, harga BBM jenis premium di tingkat pedagang eceran hingga tembus Rp.15 ribu perliter. MUHAMMAD SUGIANTO