BANGKALAN – Bantuan pengiriman air bersih dari pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan dikeluhkan warga Desa Pangelean Kecamatan Tanah Merah. Sebab, bantuan tersebut dinilai tidak merata. Apalagi, yang tidak masuk dalam daftar penerima bantuan itu merupakan wilayah yang mengalami krisis air bersih sejak musim kemarau tiba. Kondisi demikian, sangat disayangkan warga setempat, mengingat air bersih sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang dilanda kekeringan.
“Saya sangat menyesalkan tidak meratanya bantuan air bersih ini. Sebab, di desa Pengelean itu sangat kekurangan air bersih. Kalau seperti ini mau dapat dari mana untuk mencukupi kebutuhan air,” sesal Zaiqul Haq Alfarisi (25), warga Desa Pangelean Kecamatan Tanah Merah.
Padahal kata Zaiqul, pihaknya sudah mengajukan ke kecamatan setempat agar termasuk dalam data kategori darurat kekeringan beberapa waktu lalu. Namun, kenyataannya, justru tidak terdaftar sebagai desa penerima bantuan air bersih tersebut. Entah bagaimana mekanisme penilaian kategori desa yang mengalami kekurangan air tersebut.
“Kami sudah ajukan, tapi kenapa kok tidak masuk dalam daftar. Desa saya kan sudah jelas-jelas sangat kekurungan air bersih. Sumur-sumur yang selama ini menjadi sumber penghidupan itu tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Dirinya mempertanyakan kinerja pemerintah setempat dalam menanggulangi bencana kekeringan itu. Dimana ada suatu wilayah yang membutuhkan air bersih, namun tidak mendapatkan bantuan. Terlebih, musim kemarau masih panjang, secara otomatis ketersediaan air diwilayah setempat semakin menghawatirkan. Tentunya, kondisi semacam ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
“Pemerintah jangan hanya asal menetapkan saja, tapi harus dilihat dimana daerah yang benar-benar krisis air bersih,” sindirnya.
Terpisah Kepala Dinas Sosial Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi (Dinsoknakertrans) Bangkalan, Ismed Effendi mengaku di Kecamatan Tanah Merah hanya ada tiga desa yang masuk daftar penerima bantuan air bersih. Diantaranya, Desa Pajentan, Desa Dalembeh Dejeh, dan Desa Tanah Merah Laok.
“Yang ada di dalam catatan kami memang hanya tiga desa. Namun, meskipun tidak termasuk penerima bantuan dan desa itu betu-betul krisis air bersih kami siap mendistribusikan ke desa tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, pengiriman bantuan air bersih ke tiga desa itu pada tanggal 10 September di Desa Pajentan dan tanggal 15 Sepetember di Desa Dalembeh Dejeh, kemudian Desa Tanah Merah Laok. Kapasitas air yang akan dikirim sebanyak 5.000 liter menggunakan satu mobil tangki. Dalam sehari, pihaknya mengirimkan dua mobil. “Distribusi air bersih terus berlangsung hingga musim penghujan tiba,” kata Ismed.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, WH. Hidayat tidak bisa dikonfirmasi hingga berita ini diterbitkan. DONI HERIYANTO/RAH