PROBOLINGGO – Menjamurnya PROBOLINGGO – Menjamurnyapasar modern, tidak dipungkiri menghimpit keberadaan pasar-pasar tradisional. Tata kelola pasar modern yang menawarkan pelayanan berkelas dengan penataan barang-barang dagangan yang apik, telah sukses mencuri perhatian masyarakat.
Di sisi lain, keberadaan pasar tradisional kian terjepit dan sulit untuk berkembang. Berkaca dari kondisi tersebut, pemerintah mulai mengupayakan untuk mempertahankan dan makin meningkatkan eksistensi pasar tradisional. Salah satunya dengan melakukan pembentukan Pokja revitalisasi atau penataan pasar tradisional.
Di Kota ProbolinggoProbolinggo, revitalisasi pasar tradisional menjadi program strategis yang sudah terlaksana beberapa tahun terakhir. Tidak saja melakukan pembenahan fisik pasar, namun juga meningkatkan sumber daya manusia (SDM) para pengelola dan pedagang pasar. Lebih dari itu, pasar tradisional juga merupakan warisan budaya, di mana sarat nilai-nilai tradisi di dalamnya, yang patut dipertahankan keberadaannya.
Kepala Bappeda Kota Probolinggoappeda Kota Probolinggo, Imanto, Imanto, mengatakan yang terpenting dalam melakukan upaya penataan ini adalah mengubah mindset (pola pikir) dari para pengelola pasar, pedagang, dan masyarakat.
“Revitalisasi ini tidak bisa dilakukan hanya pada bangunan atau fisik saja. Akan tetapi harus dilakukan penataan secara menyeluruh baik itu yang menyangkut kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan tata kelola pasar itu sendiri,” ujarnya, dalam Semiloka peningkatan kapasitas pemda dalam revitalisasi pasar tradisional, Rabu (3/9).
Lebih lanjut dikatakan, dengan dilakukan penataan secara menyeluruh, pasar tradisional menjadi bersih dan sehat serta sangat representatif. Lewat penataan menyeluruh itu pula, lanjut Imanto, diharapkan terjalin sinergi yang baik dan berkesinambungan antara pengelola pasar dan pedagang pasar, serta mampu memberi arah dalam pengelolaan dan penataan pasar tradisional.
“Dengan kondisi masyarakat yang setiap tahun mengalami perubahan, mudah-mudahan dengan penataan ini, 5 sampai 15 tahun yang akan datang pasar tradisional diharapkan mampu bersaing dengan pasar modern,” papar mantan Kepala Dinas PU ini.
Sementara itu, Yooke Adelina, narasumber dari Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah (YPID) mengatakan untuk bisa mewujudkan hal itu, tata kelola pasar tradisional pun dirombak lebih modern. Mengadopsi pola-pola pasar modern, pasar tradisional yang sudah direvitalisasi perlu membentuk kelompok kerja (Pokja).
Tidak ada salahnya kita meniru pola pasar modern. Tapi kita ambil yang positif dan sesuai dengan kondisi pasar, untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Sekarang para pedagang sudah tertata dengan baik sesuai dengan jenis barang yang dijual.
Dengan begitu, konsumen lebih mudah mendapatkan barang-barang yang dicarinya. Kebersihan pasar juga sangat diperhatikan, sehingga pembeli merasa nyaman saat berbelanja ke pasar tradisional.
“Belum ada standar, siapa yang harus menangani revitalisasi pasar tradisional. Ada lima model pengelolaan pasar rakyat, yakni multi pengelola, multi pasar, satu pengelola satu pasar, dan satu pengelola satu pokja,”tandas Yooke Adelina.
Yooke Adelina menambahkan, apakah ini baik atau tidak yang pasti punya nilai plus minus. Disetiap pasar apasti ada banyak pengelolanya. Dan tidak ada koordinasi yang baik, karena mereka punya tupoksi masing-masing.
‘Kira-kira Kota Probolinggo memilih model yang mana, dari lima model pasar tradisional dikelola seperti apa. Yang jelas harus terbentuk Pokja,”katanya. M. HISBULLAH HUDA