JAKARTA-Pendiri Partai Golkar Suhardiman mencap Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat HR Agung Laksono sebagai pengkianat karena tidak ada kesesuaian antara apa yang diucapkan dengan perbuatan. Hal ini terkait pernyataan Agung bahwa Musyawarah Nasional (Munas) Golkar akan dilaksanakan tahun depan sebagaimana dipertahankan kubu Ketua Umum Aburizal Bakrie selama ini.
Padahal, Agung yang akan maju sebagai salah satu calon ketua umum pada Munas tersebut, selama ini gencar mendesak agar Munas dilakukan sebelum Oktober tahun ini. “Saya sebagai senior Golkar menyayangkan tindakan Agung Laksono. Seorang pemimpin harus memegang teguh yang diucapkan, jangan mencla-mencle,” kata Suhardiman di Jakarta, Selasa (2/9).
Menurut Suhardiman tindakan Agung Laksono tersebut sama saja dengan pengkhianatan terhadap partai. Dia pun menghimbau kader-kader Golkar lainnya untuk tidak mengikuti jejak mantan Ketua DPR ini. “Sampaikan itu kepada Agung Laksono, itu termasuk pemimpin yang tidak konsekuen, pengkhianat. Kawan-kawan yang lain jangan sampai mengikuti jejak Agung Laksono,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Agung Laksono menegaskan bahwa semua kader sepakat untuk solid dan tidak ada perpecahan lagi di tubuh partai beringin. Agung pun menyatakan sikap siap mengikuti keputusan Munas jika dilaksanakan 2015. “Akhirnya kita semua sepakat supaya jangan ada perpecahan di partai. Saya sendiri siap untuk 2014, tapi juga siap untuk 2015. Saya dengar Munas Januari 2015,” kata Agung Laksono saat menghadiri acara Independence Run Day di Kawasan Monas Jakarta Pusat, Minggu (31/8) lalu.
Sementara itu Koalisi Merah Putih pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada pemilu presiden lalu, sepanjang Selasa (2/9) melakukan pertemuan maraton. Mereka bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kediaman pribadinya di Cikeas pada Selasa pagi, kemudian diikuti pertemuan tertutup di DPR. Pertemuan di Cikeas dihadiri oleh para petinggi partai anggota Koalisi Merah Putih.
Sedangkan pertemuan terutup di DPR dihadiri Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto, Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar, Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf dan Desmond J Mahendra dari Fraksi Gerindra dan Arwani Thomafi dari Fraksi PAN.
“Secara prinsip pertemuan tingkat fraksi dan partai jalan terus. Hari ini dua sekaligus di tempat SBY sebagai Ketum Demokrat dan tadi di Fraksi Demokrat. Ini menandakan Demokrat firm bersama fraksi Koalisi Merah Putih,” ujar ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid seusai pertemuan.
Dalam pertemuan tersebut, ungkap Hidayat, selain membahas laporan pertemuan koalisi di Cikeas juga membahas beragam kegiatan fraksi di DPR yang dianggap perlu dikawal serius. Diantaranya terkait UU MD3, perubahan tata tertib dan pansus pilpres.
Pertemuan ini, kata Hidayat, membuktikan bahwa Koalisi Merah Putih di parlemen masih solid dengan komitmen awal. Buktinya, kata dia, terkait UU MD 3 dan pansus tatib, Koalisi Merah Putih masih satu suara. Setelah revisi UU MD3 disahkan, pimpinan pansus tatib juga masih dipegang oleh anggota Koalisi Merah Putih. Sementara terkait pansus pilpres masih dalam proses di Komisi II untuk kemudian dibawa ke rapat paripurna. “Setelah itu baru dikembalikan lagi ke Komisi II, ” ujar Hidayat. GAM/ABD/AJI