BANGKALAN – Musim kemarau tahun ini, setidaknya tiga Desa di Kabupaten Bangkalan masuk dalam daerah rawan pangan. Sebut saja, Desa Manoan Kecamatan Kokop, Desa Pettong, dan Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah. Lahan di tiga desa itu tak bisa digunakan untuk bercocok tanam karena tandus dan gersang. Akibatnya, petani gagal tanam dan panen.
”Melihat dari fakta tersebut, kami menyimpulkan bahwa tiga kawasan itu termasuk dalam kategori rawan pangan,” ujar kepala Badan Ketahanan Pangan Bangkalan, Abdullah Fanani.
Dia menjelaskan warga sekitar yang sebagian besar merupakan petani tegal, lebih memilih untuk menanam jagung dan ketela yang hanya butuh sedikit pasokan air. Meski ada yang rawan pangan, secara umum untuk tahun 2014, wilayah kabupaten Bangkalan masih surplus beras. Sebab, terdapat sejumlah daerah lumbung padi, yang menghasilkan gabah dengan jumlahdiatas rata-rata, salah satunya di kecamatan Burneh dan Kamal.
Hanya ada sekian persen saja yang masuk ketegori rawan pangan. Itupun bisa diatasi dengan adanya pasokan dari desa lain, yang menghasilkan pangan,” imbuhnya.
Hasil produksi beras sejauh ini menurut Fanani, masih mencapai 256 ribu ton. Masih ada surplus sebanyak 44 ribu ton beras, dari kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, pihaknya tidak begitu khawatir karena stok pangan masih mencukupi, termasuk untuk memasok ke desa yang masuk kategori rawan tersebut. “Masih mencukupi, karena daerah yang produktif lebih besar dari pada yang rawan,” tandasnya. DONI HERIYANTO/RAH