BANGKALAN – Pasukan terjun payung yang diperagakan anggota Brigif 18 (Yonif Linud Kostrad 501,502,503) di langit Madura merupakan salah satu pasukan elite yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pasukan strategis tersebut merupakan pasukan elite yang siap diterjunkan ke daerah konflik di wilayah Indonesia, karena dalam memasuki daerah konflik butuh kecepatan waktu.
Pasukan ini hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk sampai ke darat setelah keluar dari pesawat Herkules. Hal itu diyakni bisa dengan cepat mengurai suatu persoalan dalam kondisi darurat. Oleh karena itu, mereka dituntut cepat dan tanggap dalam menghadapi kondisi seburuk apa pun pada saat bertugas.
“Pasukan elite ini bisa langsung diterjunkan pada daerah yang bermasalah, jika pasukan yang ada di lokasi tidak bisa mengatasi,” jelas Kepala Staf Divif 2 Kostrad, Brigjen TNI Tatang S saat ditemui ketika memantau turunnya peterjun di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Bangkalan, Selasa (7/10).
Dia menerangkan pasukan elite penerjun payung mampu dengan cepat datang ke daerah yang sedang mengalami troble. Kemudian bisa segera mengatasi persoalan yang ada. Para peterjun payung merupakan anggota pilihan, yang mempunyai skill di atas rata-rata dibandingkan anggota yang lain, sehingga kemampuannya benar-benar teruji dengan baik.
“Kami para tentara nasional Indonesi siap mengamankan keutuhan NKRI. Dengan adanya aksi terjun payung, mudah-mudahan bisa memberikan gambaran pada masyarakat bahwa kita mempunyai pasukan elite udara, yang mempunyai kemampuan yang lebih, sehingga tidak gentar melawan musuh,” terangnya.
Selain itu, pihaknya mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua lapisan masyarakat sampai terlaksana aksi terjun payung dengan lancar. Beberapa hari terakhir anggota TNI hilir mudik di kawasan Kamal, sebagai upaya persiapan atraksi yang telah dilakukan.
Sebanyak 730 peterjun memeriahkan peringatan HUT TNI ke-69. Titik pendaratan para peterjun berada pada dua desa, yakni Desa Gili Timur dan Telang, Kecamatan Kamal. Untuk 640 peterjun turun di Desa Telang. Lalu 90 peterjun turun di Desa Gili Timur.
“Aksi yang dilakukan para tentara berupa terjun payung mendapat respon positif dari masyarakat. Mereka sangat antusias saat melihat para peterjun turun dari pesawat,” ungkapnya. MOH RIDWAN/RAH