BANGKALAN – Pengeroyokan harus diantisipasi, karena aksi pengeroyokan itu mulai merajalela di pulau Madura. Setelah sebelumnya seorang pencuri dihakimi massa di Sumenep hingga tewas, dan seorang pelajar SMKN 1 Pamekasan juga tewas ditusuk gerombolan orang tak dikenal, kini aksi serupa menjalar ke Bangkalan.
Dwi Fitra Susanto (27), warga jalan KH. Marzuki Kelurahan Pangeranan, Bangkalan, menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang tak dikenal saat menyaksikan HUT TNI ke-69 di Pelabuhan Kamal, Selasa (7/10) sekitar pukul 12.00 WIB. Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka cukup parah di bagian kepala karena terkena pukulan benda tumpul. Korban langsung terkapar dan kondisinya kritis tak sadarkan diri.
Menurut keterangan saksi di tempat kejadian perkara (TKP), Zainal Arifin (20) warga Kelurahan Pejagan korban pada saat itu bersama sepupunya, Suprayitno (26) tengah asik menyaksikan antraksi pesawat tempur yang diperagakan oleh TNI dalam rangka merayakan hari jadi yang ke-69. Namun tiba-tiba terdapat segerombolan orang tak dikenal menghampiri korban yang sedang duduk di pelataran pelabuhan Kamal sebelah timur.
“Waktu saya lihat, Dwi didatangi segerombolan orang. Sepertinya mereka menyuruh Dwi untuk pindah karena mereka mau duduk di sana,” ujar Zainal yang berada sekitar empat meter dari tempat pengeroyokan.
Menurut Zainal, korban dengan sepupunya itu lantas berdiri untuk pindah tempat. Entah apa yang terjadi tiba-tiba terjadi kericuhan yang berakhir dengan pengeroyokan terhadap korban. Warga yang berada di sekitar lokasi tidak berani melerai maupun mencegah aksi pengeroyokan tersebut, lantaran jumlah pelaku pengeroyokan itu tergolong banyak. Perkelahian yang tak seimbang tersebut terhenti setelah diketahui aparat TNI yang sedang berjaga-jaga di sekitar lokasi. Sedangkan para pelaku langsung berhamburan melarikan diri.
“Dwi itu dipukul pakai palu di bagian kepala lalu terjatuh bersimbah darah. Setelah itu masih diinjak-injak oleh yang mengeroyok. Sepupunya Dwi berhasil menyelamatkan diri,” paparnya.
Paman korban, H. Moh Said (50) sangat menyesalkan terhadap pengeroyokan yang dialami oleh keponakannya itu. Apalagi korban mengidap penyakit epilepsi. Maka dari itu, pihaknya meminta agar kasus ini bisa diproses secara hukum. Terlebih pelaku dari kasus ini bisa segera ditangkap.
“Keponakannya saya itu tidak mungkin aneh-aneh karena memang memiliki penyakit ayan. Kalau kata sepupunya yang saat ini diperiksa oleh polisi, Dwi dikeroyok oleh enam orang. Tadi polisi yang mengantar keponakan saya ke rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri,” sesalnya.
Berdasarkan keterangan dr.Rona Ananto yang menangani korban saat dirujuk ke RSUD Syamrabu Bangkalan, korban mengalami pengumpalan darah di kepala (Rhematom) akibat pukulan benda tumpul. Korban tidak sadarkan diri, dimungkinakan ada pendarahan di antara selaput otak dan tengkorak kepala.
“Kita lihat dari hasil CT SCAN memang terjadi pengumpalan darah. Kami harus merujuk korban ke RSUD dr Soetomo Surabaya, karena alat yang kami miliki sangat terbatas,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolsek Kamal AKP Puguh Suatmojo, SH mengaku masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Tidak ada satu pun yang kenal kepada pelaku. Saat ini, baru sebatas pemeriksaan saksi korban, Suprayitno yang dimintai keterangan. Motif pelaku diduga tersinggung terhadap korban.
“Tidak ada pengeroyokan, yang ada penganiayaan oleh orang yang tidak dikenal terhadap korban. Sementara masih pemeriksaan saksi-saksi di Polsek Kamal,” kata Puguh. DONI HERIYANTO/RAH