Antara Karir dan Keluarga Merupakan Tantangan
Memiliki keluarga bahagia merupakan dambaan setiap perempuan. Akan tetapi, dalam prakteknya peran seorang perempuan menjadi begitu kompleks ketika memasuki jenjang perkawinan. Seorang perempuan dituntut menjadi seorang istri dan ibu yang bertanggungjawab atas anak dan keutuhan rumah tangga. Perempuan juga memiliki keinginan untuk memajukan karier yang sudah dirintis sejak dulu.
Ya betul, sebagai perempuan, bagi Ely Hidayati, sering ada di posisi harus memilih antara keluarga atau karier. Ada beberapa alasan yang membuat perempuan tetap bekerja meskipun mereka sudah berkeluarga. Bisa jadi karena gaji dari suami yang tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari – hari, atau tidak rela meninggalkan karier yang sudah dirintis sejak masih lajang, atau merupakan kebutuhan untuk menghilangkan kejenuhan.
“Antara karier dan keluarga bagi saya adalah tantangan. Alhamdulilah, saya mampu menjalani keduanya. Saya sambil berkarier menjadi guru bukan karena kebutuhan rumah tangga tidak tercukupi. Namun, lebih pada panggilan hati,” ujar perempuan yang akrab disapa Ely ini.
Sebelum mengambil keputusan, kata Ely, pasti mempunyai pertimbangan–pertimbangan tertentu. Agar kedua-duanya bisa dicapai dengan baik. Menjadi ibu rumah tangga adalah kawajiban, sedangkan meniti karier merupakan pilihan. Tidak dapat dipungkiri banyak dijumpai kewajiban perempuan sebagai ibu rumah tangga seringkali dikesampingkan demi karier yang dijalani. Akan tetapi, hal itu kembali pada setiap individu. “Rumah tangga tetap utama. Namun, jika masih ada kesempatan berkarir mengapa tidak,” tuturnya.
Menurut perempuan asal Pamekasan ini, menjalani peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai wanita karier memang tidaklah mudah. Akan tetapi, dengan memaksimalkan waktu dan kesempatan yang ada keduanya dapat sama-sama dijalani dengan baik. Berbagai macam rintangan sering mewarnai di tengah-tengah menjalani dua peran itu.
“Saya sangat menikmati duniaku. Saya tidak ingin mensia-siakan kesempatan selama aku mampu menjalani,” jelasnya. (Doni Heriyanto/rah)