JAKARTA-Ketua Komisi Hukum Nasional (KHN) JE Sahetapy prihatin dengan situasi politik nasional karena terus mempertontonkan pertarungan sengit antara Koalisi Merah Putih (KMP) dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di parlemen. Untuk itu, dia berharap agar geger politik di parlemen ini harus berakhir damai. “Keadaan seperti ini enggak bisa terus menerus berjalan, kedua belah pihak baik KMP maupun KIH harus mengisap pipa perdamaian,” kata Sahetapy saat dikonfirmasi dalam diskusinya di kantor KHN, Jakarta, Rabu (8/10).
Sahetapy mengatakan polemik yang terjadi antara KMP dan KIH tak akan menghasilkan apapun. Sebab, ini hanyalah ajang untuk memamerkan kehebatan dari salah satu pihak. “Kalau ribut terus nanti kalau dalam bahasa Belanda jika diterjemahkan siapa tertawa yang paling akhir dialah tertawa paling menyenangkan,” ungkapnya.
Sebaiknya, dua kubu saling bahu-membahu menyelesaikan persoalan bangsa. “Saya tidak berpihak pada siapapun, mereka semua orang terhormat, cari solusi untuk bangsa agar pemerintah dan parlemen berjalan untuk rakyat,” tutur dia.
Sahetapy menuturkan sikap yang keras serta pemikiran menyimpang harus dihilangkan. Saat ini bukan soal warna partai melainkan musyawarah yang terarah dan menghasilkan kepentingan bangsa. “Sudut-sudut yang tajam dan keras harus dihilangkan. Harusnya duduk bersama berbicara mengenai UU, bukan harus warna biru atau merah. Karena jika digabung warnanya bermanfaat untuk nusa dan bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, PDI Perjuangan tidak berpikir mendapatkan posisi pada alat kelengkapan dewan di DPR. Hal itu didasari berbagai momentum politik. “Rasanya kecendeungan komisi ke depan, juga akan berlaku yang sama. Dimana secara umum, secara keseluruhan dikuasai partai-partai pendukung Prahara (Prabowo-Hatta),” kata Politisi PDIP Arif Wibowo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (8/10).
Menurut Arif, hal itu menjadi momentum bagi pendukung Jokowi-JK untuk bekerja lebih keras untuk menjalankan tugas kedewanan yang lebih optimal. “Situasi yang cukup berat dan keras butuh keseriusan fokus dan dedikasi tinggi dari para anggota dewan,” ujarnya.
Arif mengatakan PDI Perjuangan belum memikirkan posisi dalam alamat kelengkapan dewan. Ia menuturkan pendukung Jokowi-JK akan berusaha sekuat tenaga mengamankan kebijakan Jokowi-JK. “Kalau format atau cara politik berpikir bumi hangus, buat apa kita ‘ngoyo’ rebut di alat kelengkapan,” ujar Arif. GAM/ABD