BANGKALAN – Penyakit difteri merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Coryne Bacterium Diphteriae yang umumnya menyerang membran mukosa yang melapisi hidung dan tenggorokan. Akibatnya tenggorokan menjadi terinflamasi sehingga mempersempit saluran pernafasan. Jika tidak diantisipasi dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Sejak tahun 2012, jumlah penderita Difteri di Bangkalan mengalami peningkatan. Sebanyak 64 kasus pada anak dan orang dewasa yang diduga terinfeksi penyakit ini. 27 orang dinyatakan positif menderita difteri, sedangkan 4 orang meninggal dunia. Pada tahun 2013 jumlah penderita difteri naik menjadi 76 kasus, yang positif 12 orang dan yang meninggal 4 dewasa.
“Tingginya penderita Difteri ini karena imunisasi dasar tidak lengkap. Jadi mereka yang terkena difteri imunisasinya kurang,” terang Kabid pembertasan penyakit menular dan penyehatan Linggkungan (P2PL) Dinkes Bangkalan, Walid Yusuf.
Dia menjelaskan, untuk tahun 2014 jumlah penderita difteri menurun drastis. Hal tersebut tal lepas dari program pemerintah dalam penanganan kasus tersebut. Di samping kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi yang sudah membaik.
“Alhamdulillah pada tahun 2014 ini penderita defteri menurun. Ada 7 kasus mengenai difteri ini,” jelasnya.
Penyebab utama merebaknya kasus difteri lantaran masyarakat yang terkena difteri imunisasinya tidak lengkap. Untungnya, saat ini sudah digalakkan imunisasi difteri, sehingga antisipasinya dilakukan sedini mungkin terhadap anak. Sedangkan penularan penyakit ini biasanya melalui percikan ludah, benda dan makanan yang sudah terkontaminasi bakteri difteri.
“Saat ini imunisasi anak kita pantau terus. Dalam rangka mengantisipasi itu, kita buat Sistem pelaporan wilayah setempat (PWS), menurut nama dan alamatnya. Setiap anak yang lahir harus mempunyai KIA,” ungkapnya. MOH RIDWAN/RAH