Tak Ada Masa Depan Kelam
Setiap manusia dalam menjalani kehidupan ini selalu ada suka dan duka. Jalan yang dilaluinya terkadang berliku-liku. Kadang jalan kehidupan itu lurus mulus, seperti jalan tol. Kadang pula berbelok-belok, bahkan berlubang dan naik turun. Menurut Ratna Faradila Sandi (23), memang demikianlah perjalanan hidup ini. Namun dia tetap optimis, tak ada hari esok atau masa depan yang kelam. Setiap manusia berhak atas kehidupan yang indah dan menyenangkan.
Wanita yang masih singgle ini selalu menanamkan hal tersebut dalam dirinya. Yaitu dengan ungkapan “Tak ada masa depan yang kelam”. Menurutnya, jika dalam menjalani kehidupan ini, dengan bersungguh-sungguh, seperti dalam belajar bersungguh-sungguh, sekolah bersungguh-sungguh, bekerja bersungguh-sungguh, memanfaatkan umur yang ada bersungguh-sungguh, dijamin kelak akan memiliki masa depan yang cerah.
Seandainya saat ini belum mendapatkan kehidupan yang demikian, itulah bagian dari usaha manusia. Terus dijalani saja, karena sebenarnya itu sebagai proses untuk menuju kepada tujuan. Jika pada saat proses saja, manusia itu sudah sungkan dan ogah, bagaimana akan sampai pada tujuan dan cita-cita hidupnya.
Dia mengibaratkan, seseorang yang hendak pergi dari Pamekasan ke Surabaya, menggunakan motor. Maka dia harus tetap semangat mengendarai motornya itu dari Pamekasan hingga sampai di Surabaya. Jika ditengah jalan semangatnya sudah kendor, semisal baru sampai di Blega sudah ogah mengendarai motornya, maka dia tak akan sampai-sampai ke kota tujuan Surabaya. Dia akan tetap terkatung-katung tidak jelas di Blega.
“Jadi hidup tetap semangat saja. Fokus pada tujuan akhir. Jangan terlena dengan hal-hal yang tidak jelas dan tidak fokus,” tutur wanita yang ingin menjadi pegawai bank ini.
Karena itu, dia sumbang saran kepada para remaja, untuk senantiasa fokus pada tujuan hidupnya. Apapun yang dilakukan saat ini, itulah takdir yang harus dilakukan. Maka seriusilah hal itu. Tak perlu memikir hal-hal lain. Karena jika kita tidak fokus, dengan pikiran yang terpecah konsentrasinya, bisa dipastikan apa yang dikerjakan itu tidak akan maksimal. Percayalah jika sungguh-sungguh dalam bidang apapun maka akan mendapatkan hasil dari hal tersebut.
Dia mengisahkan dirinya, ketika dulu bersekolah, dia sungguh-sungguh dalam menjalaninya. Kemudian saat ini dia tengah menempuh pendidikan kesarjanaan matematika, dia juga sungguh-sungguh dalam menempuh pendidikan itu. Dengan demikian, dia mengaku merasa tenang, dan senang. Menikmati segala yang ada.
“Memang terkadang kita jenuh. Tak masalah kita memiliki hobi lain untuk refershing. Namun jangan lupa, fokus kita tetap pada tugas pokok tersebut. Jangan malah berbalik menjadi fokus pada hobi dan hiburan,” ulasnya dengan tersenyum. SUKMA FIRDAUS/RAH