Bukan Hebat, Tetapi Tekad
“Sukes itu berawal dari motivasi dan tekad yang kuat. Tak ada kesuksesan itu di dapat dengan mudah, semuanya karena proses yang panjang. Lihatlah orang-orang yang sukses di zamanya, bukan karena memiliki cukup materi atau lahir karena bakat, tetapi karena tekad yang kuat,” ucap Renita Dwita Angelina saat bincang-bincang santai dengan Koran Madura.
Perempuan lulusan S1 Unesa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi tersebut hendak mengatakan kepada kita semua bahwa kesuksesan itu diraih bukan dari malas dan berlaha-leha, namun dengan keringat, tekat dan kerja keras. Siapapun akan bersepakat bahwa sukses itu tidak datang dari langit, ia datang ketika seseorang melewati jalan terjal yang berliku. Sebab takdir itu hanya akan bersahabat dengan orang-orang yang punya keinginan yang kuat.
Maka tak salah jika perempuan kelahiran Sumenep, 20 Maret 1986 itu merupakan salah satu dari sekian perempuan yang punya keinginan kuat untuk menjadi orang yang sukses di bidang bisnis. Bahkan ia memimpikan menjadi seorang ekonom yang andal.
Namun, ia sadar, menjadi seorang ekonom yang andal tentu tidak mudah, kata perempuan yang akrab dipanggil Nita itu, kita harus konsisten dalam bidang ilmu yang kita minati, bahkan dituntut untuk terus fokus mempelajari tentang seluk beluk ilmu ekonomi. Sama halnya dengan mereka yang ingin menjadi ahli hukum, maka merekapun harus fokus mempelajari ilmu hukum.
Sebab, hemat karyawati BRI Cabang Sumenep itu, seorang ahli tidak cukup hanya mengandalkan teori, tetapi ia harus terbukti. Iya, ada banyak hal yang harus dilalui oleh seorang ahli, salah satunya adalah tiada henti belajar. Kenapa harus belajar, karena seorang ahli itu fokus dalam mempelajari bidang ilmu yang diminatinya. Dalam mempelajari suatu bidang, kita juga harus disiplin, baik disiplin waktu maupun energi yang kita berikan.
Selain itu, punya kemampuan berkomunikasi yang baik. Komunikasi itu sangat menentukan bagi mereka yang punya kemampuan dibidang ilmu yang ia geluti. Misal, seorang ahli dibidang musik, ia akan berkomunikasi melalui lagu dan syair-syair yang ia ciptakan. Sama halnya, dengan seorang ahli ekonomi, ia akan sering membericarakan seputar ekonomi ketimbang bicara masalah hukum. “Dengan sering berkomunikasi terkait bidang ilmu yang kita minati maka secara tidak sadar itu akan terus mengasah kemampuan kita. Seorang pesepak bola yang berhasil adalah ia yang setiap hari berinteraksi dan berkomunikasi dengan bola. Maka sering-seringlah berdiskusi, bertanya pada forum-forum resmi seperti seminar, simposium, dan lain-lain,” tambahnya.
Melihat impian itu, Nita seolah kian memiliki energi besar dalam membangkitkan semangat dan motivasi untuk menjadi seorang yang tidak sekadar sukses, tetapi juga mulia dalam kehidupan. Apa yang ia katakan menggambarkan potret perjuangan hidupnya saat masih berproses, baik di kampus maupun di luar kampus. Nita menyadarkan kita bahwa setiap insan akan meraih kesuksesan yang ia inginkan sejauh ia yakin bahwa dirinya memang akan sukses. “Hanya satu hal, jangan percaya pada pakat, tetapi percayalah pada usaha dan proses yang kita lakukan. Sebab orang yang sukses itu bukan dibentuk karena bakat, tetapi tekad,” ucapnya sembari mengakhiri pembicaraan kita waktu itu. SYAMSUNI