
DPC PDI Perjuangan Sumenep telah merekomendasikan dua nama kepada DPP PDI Perjuangan untuk dicalonkan sebagai Bupati Sumenep periode 2015-2020. “Dua nama sudah ada di DPP, yaitu Busyro dan Zainal. Tunggu sajalah,” terang Koorwil PDI Perjuangan Madura, MH Said Abdullah. Sementara calon wakil bupatinya, PDIP telah bulat mengusung Achmad Fauzi.
Antara Busyro dan Zainal, kata Said, publik lebih menginginkan Busyro. “Boleh-boleh saja kecenderungan memasangkan Busyro (PKB)-Fauzi(PDIP) terus menguat, sebab memang tak dibantah kalau muncul tren itu di publik. Namun, karena ini adalah partai, maka tunggu saja hasil pastinya dari DPP pertengahan Juni mendatang,” katanya.
Kata anggota DPR/MPR RI itu, kecenderungan arah koalisi di internal partai juga lebih kepada PKB yang akan mengusung kembali A. Busyro Karim. “Jika internal memang sudah seperti itu, maka tidak mungkin kita paksa-paksa untuk merapat ke yang lain. Tapi tunggulah hasil pastinya,” tuturnya.
Soal elektabilitas calon bidikan PDIP, Said membeberkan bahwa hasil survei Lembaga Survei Proximity masih menempatkan petahana pada posisi atas. “Busyro masih tertinggi setelah saya, yaitu 17 persen. Sementara HM Sahnan dan Zainal Abidin sama-sama 8 persen,” sebutnya.
Kini, PDIP terbuka kepada partai lain untuk berjuang bersama mengusung calon Wakil Bupati Achmad Fauzi pada pilkada Desember nanti. Sekarangtinggal kepastian calon bupatinya. “Silakan siapa pun boleh berjuang bersama kami,” ajaknya.
Untuk diketahu, pada Pilkada 2010, PKB dan PDIP mengusung calon Bupati A. Busyro Karim dan Calon Wakil Bupati Soengkono Sidik. Pasangan Abussidik tersebut terpilih sebagai Bupati-Wakil Bupati Periode 2010-2015.
Koalisi Ramping
DPW PDIP Jatim meminta jika nanti koalisi PKB-PDIP jilid II berlanjut, maka tim itu harus dari dua partai tersebut. “Tidak dengan yang lain. Jadi, itu salah satu syarat jika PKB kembali koalisi dengan PKB. Tetapi jika ada partai yang hendak berjuang bersama, kami welcome, silakan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Perjuangan, Decky Purwanto menjelaskan bahwa rampingnya koalisi itu menjadi poin penting dari PDIP. “Sebab jika nantinya tetap koalisi dengan PKB, maka berdasarkan kesepakatan teman-teman internal, yang bekerja cukup dua partai, yaitu PDIP dan PKB,” katanya.
Apalagi Pak Said dalam sambutannya sudah tegas kepada seluruh kader bahwa boleh saja di pusat ada koalisi dari beberapa partai. “Tetapi tidak mesti di daerah. Karena ada benarnya juga kata Bang Said, kadang-kadang pemahaman yang tidak sevisi membuat tim menjadi tidak bersatu, bahkan bisa menjadi tidak solid,” jelasnya kepada Koran Madura usai informal meeting kader PDIP Perjuangan se-Madura, Sabut (28/3). SYAMSUNI/MK