SUMENEP- Bakal calon wakil bupati Sumenep 2015-2020 yang diusung Dewan Pengurus Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDIP) Sumenep pada Pilkada tahun 2015 ini, Achmad Fauzi mendapat respon positif dari kalangan PAC. Sehingga, hal itu dianggap menjadi modal mentereng menghadapi pesta demokrasi di Sumenep yang tinggal menghitung hari.
Respon tersebut diakui oleh salah seorang pengurus PAC Kota, Kacung Diharjo. Ia mengungkapkan bahwa, diusungnya Achmad Fauzi sebagai bakal calon wakil bupati Sumenep 2015-2020 oleh DPC PDIP Sumenep merupakan hal yang sudah tepat. Pasalnya, selain masih muda, sosok Fauzi juga ia dinilai multi talenta. “Kami yakin, Bapak Fauzi dapat membuat Sumenep lebih baik,” ungkapnya usai acara silaturrahim DPC PDIP Sumenep dengan PAC Kota di Desa Pangarangan, Senin (6/4).
Dia berharap, jika terpilih nanti, Fauzi bisa lebih dekat dengan rakyat. Sehingga, program-program yang dibuat nantinya pro terhadap rakyat. “Kami berharap kepada sosok Fauzi ini agar tidak elitis nanti kalau misalnya sudah terpilih. Pemberdayaan kepada rakyat kecil harus selalu dilakukan,” ujarnya.
Di tempat berbeda, ketua PAC Batuan, Busar mengaku optimis dengan kehadiran sosok Achmad Fauzi. Pasalnya, ia mengenal Fauzi sebagai sosok yang sudah sarat pengalaman meski pun secara usia masih muda. “Selain sebagai pengusaha yang sukses, di bidang pemerintahan, saya yakin dia juga sudah berpengalaman. Karena, informasi yang saya dapat, dia pernah menjadi staf ahli wakil bupati di Cianjur, Jawa Barat,” tukasnya.
Menanggapi hal itu, Achmad Fauzi mengaku bahagia atas respon positif tersebut. Ia menjelaskan, tujuannya maju sebagai bakal calon wakil bupati Sumenep 2015-2020 tidak lain adalah panggilan nurani dan ingin membuat Sumenep lebih baik ke depan.
“Murni karena panggilan nurani. Bukan karena apa-apa. Kalau ingin uang, usaha saya selama ini alhamdulillah lancar. Tapi, bagi saya, sukses di luar daerah itu bukan sukses yang sebenarnya. Tapi, saya akan merasa sukses beneran kalau bisa membuat daerah saya lebih baik,” tukasnya.
Disinggung soal harapan agar nantinya jika terpilih harus tetap merakyat, Fauzi menegaskan, bahwa hal itu memang sebuah keniscayaan. “Di mana pun, yang namanya pemimpin itu memang harus merakyat. Pemimpin itu dipilih oleh rakyat. Kalau tidak dipilih rakyat, tidak mungkin bisa menjadi pemimpin. Maka-nya, pemimpin ke depan, harus memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada rakyat, teruma kepada pemuda sebagai generasi bangsa,” pungkasnya.
(FATHOL ALIF)