SAMPANG – Banyaknya lembaga sekolah ambruk di Kabupaten Sampang ditengarai oleh sebagian kalangan akibat realisasi bantuan operasional sekolah (BOS) tidak dilaksanakan dengan baik oleh pihak sekolah. Sehingga rehabilitasi gedung sekolah menjadi tidak tidak terlaksana.
Hal itu di ungkakan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Heri Purnomo. Menurutnya, dimungkinkan pihak sekolah tidak menggunakan dana BOS untuk merehabilitasi gedung sekolah yang mulai rusak serta retak dibagian atapnya. Sehingga, kerusakan gedung sekolah terkesan dibiarkan hingga terjadi hal yang tidak di inginkan, seperti gedung sekolah yang ambruk. “Kalau ada kerusakan dana BOS juga bisa merehab itu. Tapi kebanyakan sekolah tidak mengalokasikan dana itu ke rehabilitasi gedung,” paparnya pada Koran Madura, Rabu (8/4).
Dikatakan, seharusnya pihak sekolah tidak harus menunggu bantuan dari Disdik untuk merehabilitasi gedung sekolah yang rusak. Apalagi tidak terlalu parah. Sebab, adanya bantua BOS yang di berikan pemerintah kepada sekolah juga untuk rehabilitasi gedung yang mengalami kerusakan. “Kalau rusaknya tidak terlalu parah, kepala sekolah segara merehabilitasi dengan menggunakan BOS. Sebab, kalau dibiarkan akan bertambah parah kerusakanya,” ucapnya.
Ketika disinggung soal tiga sekolah yang ambruk antara lain, SDN II/SMP satu atap Kotah, Kecamatan Jrengek dan SDN Pangongseyan 3 Dusun Gurbag, Desa Pangongsean, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Heri Menjelaskan, ketiga sekolah tersebut sudah dibongkar untuk dilakukan pembangunan ulang. Namun, kegiatan pembagunannya tidak bisa dengan waktu cepat seperti permintaan masyarakat atau pihak sekolah, sebab untuk merehabilitasi katagori berat masih harus menunggu rapat dengan pemerintah pusat di Jakarta.
“Untuk SDN Pangongseyan 3, sudah kami intruksikan untuk dibongkar, sementara untuk SDN II/SMP satu atap sudah dari kemarin yang dibongkar dan itu akan direahab setelah ada keputusan dari pemerintah pusat, dan yang pasti menggunakan Dana alokasi khusus,” jelasnya.
Di lain pihak, Angota Komisi IV DPRD Sampang Muniri, mengatakan bahwa pihaknya memang sudah sering menyampaikan kepada Disdik untuk melakukan evaluasi ke setiap sekolah terkait realisasi BOS. Sebab, kajian Komisi IV terhadap realisasi BOS sudah ada tanda-tanda indikasi yang kurang maksimal. “Kemarin kami sempat memanggil Disdik dengan beberpa persoalan. salah satau poinnya adalah realisasi penggunaan BOS yang minim, dan Disdik tidak terlalu tahu terkait itu dengan alasan keterbatasan informasi,” ucapnya.
Menurutnya, maraknya gedung sekolah ambruk atau rusak ringan itu, menandakan realisasi penggunaan BOS minim. Oleh karena itu Disdik selaku pengguna anggaran harus bisa membaca apa direalisasikan sebenarnya atau tidak. “Disdik mengevaluasi semua ini dan disdik harus tegas terhadap sekolah agar BOS direalisasikan dengan tepat,” imbuhnya.
Terkait sekolah yang ambruk, Komisi IV mendesak Disdik segera bertindak cepat untuk melakukan rehabilitasi atau membangun ulang gedung sekolah yang sudah di robohkan. Sebab, tidak lama lagi siswa akan melaksanakan Ujian Nasional (UN). “Intinya, disdik haruas merealisasikan pembagunan gedung sokolah itu pada tahun ini, kalau bisa segera dipercepat agar siswa bisa beraktivitas seperti semula,” tutupnya.
(RIDWAN/LUM)