PAMEKASAN – Setelah Sub Divre Bulog XII Madura mendapat perintah menyalurkan beras masyarakat miskin (raskin) dari Divre Jawa Timur, kini Bulog Madura justru mengalami krisis stok beras. Namun krisis itu segera berakhir, karena sudah ada tambahan pengiriman beras ke Bulog Madura.
Beras tambahan itu merupakan beras move (pindahan) dari Sub Divre Bulog Bojonegoro. Sayang, belum diketahui berapa jumlah stok beras sedang dikirim itu.
Sejauh ini sekalipun mengalami krisis beras, penyaluran raskin tahun 2015 tahap pertama tidak akan terganggu karena ketersediaan beras cukup untuk satu bulan pendistribusian. Mengingat Bulog Madura hanya akan mendistribusikan raskin 2015 untuk bulan Januari saja.
Kepala Sub Divre Bulog XII Madura, Amrullah mengatakan untuk pendistribusian raskin bulan Januari akan menggunakan sisa beras pengadaan tahun 2014 lalu, yang kini tersimpan di gudang Bulog. Sedangkan penyaluran berikutnya akan menggunakan beras move dari Sub Divre Bojonegoro.
“Kalau stok beras, kita ada untuk satu kali (bulan) didistribusi. Tapi sekarang kita sedang ada beras move dari Jawa, yang nantinya akan digunakan untuk distribusi selanjutnya. Ini karena memang kondisi stok beras di gudang masih terbatas,” kata Amrullah.
Keterbatasan stok beras yang terjadi karena tidak ada pasokan beras. Sejak kasus yang terjadi di gudang Bulog Pamekasan, Jl Raya Larangan Tokol, semua mitra Bulog yang sebelumnya memasok stok beras, kini sudah diputus.
“Berdasarkan perintah Divre Jawa Timur, ke depan pengadaan stok kita berupa gabah, yang kemudian diselip menjadi beras. Tapi tidak menutup kemungkinan juga melakukan pengadaan beras, karena ketersediaan gabah Madura masih terbatas,” ungkapnya.
Di Kabupaten Pamekasan ada sebanyak 86.397 Rumah Tangga Sasaran (RTS). Dengan ketentuan untuk masing-masing RTS menerima bantuan sebanyak 15 kilogram. Sehingga bantuan setiap bulannya, kebutuhan stok beras untuk Kabupaten Pamekasan 1.295.955 kilogram atau 1.295 ton.
Sebelumnya, Kepala Gudang Bulog Pamekasan, Yuni Irianto mengatakan saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog sekitar 1900 ton. Namun, jumlah itu sudah termasuk beras yang terserang hama. Sehingga jika dilakukan pemilahan jumlahnya akan berkurang.
“Jadi hanya siap disalurkan untuk bulan saja, karena stoknya sangat tipis. Untuk sementara dari 1900 ton beras, yang dinyatakan siap sebanyak 1.750 ton, sisanya tidak layak konsumsi karena rusak. kini bulog tidak membuka pengadaan beras lagi melainkan dalam bentuk Gabah,” kata Yuni Irianto.
(ALI SYAHRONI/RAH)