SUMENEP- Masyarakat miskin yang selama ini rutin menerima bantuan beras (raskin) sepertinya masih harus gigit jari bulan ini. Pasalnya, stok beras di kantor Bulog belum juga memenuhi standar distribusi. Sehingga pemerintah Kabupaten Sumenep tak yakin, bulan ini masyarakat miskin dapat menikmati beras dari Pemerintah pusat itu.
Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Sumenep, Mohammad Hanafi mengakui, selama ini masyarakat memang selalu bertanya-tanya tentang realisasi pendistribuasian Raskin. Hanya saja, lanjutnya, hingga kini pihaknya juga masih belum mendapat kepastian tentang realisasi pendistribusian raskin.
Menurutnya, selama ini pihak perekonomian sudah sering memantau ketersediaan beras di gudang bulog. Namun, ungkapnya, stok beras yang ada di sana masih tak kunjung ada. “Jadi, kendala-nya tetap di masalah pengadaan. Saat ini stoknya masih belum ada,” ungkapnya
Sebenarnya, lanjut Hanafi, di bulog ada stok beras. Cuma, stok yang ada tersebut tidak bisa didistribusikan. Kata Hanafi, khawatir timbul kecemburuan sosial jika hanya di distribusikan kepada desa tertentu saja. “Awalnya, di gudang ada stok beras sebanyak 31 ton. Kemudian ada tambahan sekitar 55 ton. Jadi sekarang ha-nya sekitar 86 ton,” paparnya.
Kendati demikian, stok beras itu tidak akan cukup jika didistribusikan kepada semua desa, bahkan untuk satu kecamatan saja belum cukup. Karena, dalam satu bulan saja, pendistribusian raskin di Kabupaten Sumenep mencapai sekitar 1.745,670 ton. “Makanya tidak akan cukup. Sebagai contoh, di Kecamatan Pragaan saja, butuh 125 ton per bulan,” ungkap Hanafi.
Ditanya soal kepastian pendistribusian raskin kepada masyarakat, Bagian Perekonomian sebagai kepanjangan ta-ngan dari Pemkab belum memiliki langkah kontret dalam mengatasi permasalah raskin ini. Bahkan Hanafi mengaku tak bisa memastikan. Pasalnya, dari pihak bulog juga masih belum memberi kepastian. “Iya. April juga masih belum pasti. Cuma janji Bulog itu, April, katanya,” katanya.
Hanafi mengungkapkan, sepengetahuan dia, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pendistribusian raskin memang lambat. “Biasanya, Februari itu sudah didistribusikan. Tapi, kami sudah kirim surat, agar pengadaan beras itu bisa segera direalisasikan,” pungkasnya.
Selebihnya, ia memastikan, jika stok raskin di Bulog sudah tersedia, pendistribusian raskin kepada masyarakat akan diakumulasi. Artinya, jika masyarakat tiap bulannya mendapatkan jatah raskin 15 kg, jika sampai tiga bulan atau empat bulan, maka masyarakat dipastikan akan mendapat jatah 15 kg dikalikan tiga atau empat kali.
“Tapi itu tidak sekaligus didistribusikan. Paling tidak ada tenggang waktu. Ditebus dulu untuk yang bulan Januari, terus setelah 10 atau 15 hari, baru untuk yang bulan Februari ditebus lagi. Sampai pada akhirnya normal seperti biasanya,” pungkasnya.
(FATHOL ALIF/SYM)