
JAKARTA-Lembaga Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menggelar survei kepemimpinan di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjua-ngan). Hasilnya, mayoritas responden masih mempercayai Megawati Soekarno-putri untuk memimpin PDI Perjuangan.
Megawati dianggap memiliki keunggulan dari sisi integritas, kemampuan me- mimpin, dan manajemen organisasi. “Hasil sensus kami, Megawati sudah dipastikan akan kembali menjadi ketua partai,” ujar peneliti CSIS, Arya Fernandes dalam rilis sensus CSIS di Pakarti Center, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (1/4).
Survei CSIS yang digelar pada 16-19 Februari lalu ini menjaring pendapat para ketua, wakil ketua, atau sekretaris Dewan Pimpinan Cabang dan Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan di seluruh Indonesia. Sebanyak 467 dari 514 petinggi DPC bisa diwawancarai. Sedangkan dari 33 pe-tinggi DPD, 28 orang dapat diwawancara. Sebanyak 88 dari total responden adalah ketua DPD atau DPC. “Survei ini didanai CSIS,” kata Arya.
Dalam sensus ini beberapa nama muncul selain Megawati. Mereka adalah Joko Widodo, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, dan Pramono Anung. Nama-nama itu me-rupakan suara terbuka dari para DPC PDI Perjuangan di 34 provinsi.
Nama Jokowi disebut secara terbuka oleh 76 DPC atau 16,3%, Puan 25 DPC atau 5,4%, Ganjar 14 DPC atau 3%, dan Pramono 11 DPC atau 2,4%. Meski demikian, nama-nama itu masih jauh tertinggal dari Megawati yang mendapat 320 DPC atau 68,5%. “Tapi ada sekitar 147 DPC atau 31,5% yang sudah berani terang-terangan tidak lagi menyebut nama Megawati sebagai calon ketua umum,” ucapnya.
Arya menyebut, suara terbuka dari 147 DPC itu tentu mengagetkan. Karena dalam Rapimnas di Semarang 2014 lalu, ada keinginan untuk menetapkan kembali Megawati sebagai Ketum DPP PDI Perjuangan secara aklamasi.
Arya menambahkan, angka-angka tersebut sampai saat ini hanya sebatas dukungan awal. Sebab, tidak ada satu pun kandidat yang melakukan manuver atau kerja politik mendapat dukungan saat kong- res nanti.
“Sebab sejak awal kongres sudah di-arahkan untuk kembali menetapkan Megawati sebagai ketua umum. Jika kompetisi dibuka dan maunver diperkenankan, maka konstelasi ini sangat mungkin berubah, walaupun Mega mempunyai peluang yang paling besar,” ucap Arya.
Dalam survei tersebut, menurut Arya, sebanyak 26,6 persen responden yakin sosok Jokowi mampu memimpin partai berlambang banteng itu selama lima tahun ke depan.
Meski demikian, tingkat kepercayaan itu tidak serta-merta membuat para res-ponden bersedia memilih Jokowi sebagai pemimpin partai. Mayoritas responden masih mempercayai Megawati Soekarnoputri. “Jokowi di urutan kedua, setelah Megawati,” ujarnya.
Peneliti CSIS lain, Philips J. Vermonte, menilai perbedaan sikap dan pilihan itu mengindikasikan mayoritas pimpinan PDI Perjuangan di daerah masih malu-malu memperlihatkan perbedaan sikap atas format kepemimpinan nasional partai mereka. Menurut, dia, persaingan antar-calon pemimpin PDI Perjuangan baru akan terlihat pada 2019. “Kondisinya nanti ibarat sedang di persimpangan jalan: mempertahankan trah Sukarno atau memilih yang bukan trah,” katanya.
(GAM/ABD)