PROBOLINGGO- Pemerintah kembali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) termasuk jenis solar. Nampaknya dengan naiknya harga solar membuat nelayan di wilayah Kabupaten Probolinggo mengeluh. Sebab hasil tangkapan ikan tidak begitu maksimal.
Salah satu nelayan asal Desa Pesisir Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo, Sugiono, mengatakan dengan naiknya harga solar nelayan sedikit mengalami kendala termasuk biaya pembelian bahan bakar kapal yang dimilikinya.
“Sebelum kenaikan harga solar mencapai Rp 6.400 perliternya. Namun empat hari yang lalu harganya sudah mengalami perubahan menjadi Rp 6.900 perliternya,” jelasnya kepada wartawam, Selasa (31/3).
Dengan naiknya harga solar, nelayan harus mengeluarkan kos pembelian bahan bakar kapal. Dalam seharinya membutuhkan asupan solar sebesar tiga puluh liter. Jadi nelayan harus mengeluarkan biaya solar sebesar Rp 207. 000 ribu perharinya.“Jenis kapal yang dimiliki memang berukuran besar,” tandas Sugiono.
Nelayan lainnya, Akid (45) mengatakan, untuk harga solar yang terus mengalami kenaikan, nampaknya tidak diikuti dengan hasil tangkapan ikan di laut. Saat ini ikan yang diperoleh nelayan cenderung lebih sedikit.
“Saat ini hasil tangkapan ikan tergolong sepi. Sebab cuaca laut masih senderung memburuk. Terkadang nelayan harus merugi, dan tidak dapat memperoleh ikan saat melaut,” kataya.
Menurutnya, biaya pembelian solar bagi nelayan tidak bisa kembali. Nelayan merasa lesu dengan naiknya harga solar yang tidak dimbangi dengan cuaca baik. Oleh karena itu, nelayan harus rela bersabar untuk memperoleh rejeki dari laut.“Kalau seperti ini kondisinya bisa jadi nelayan mengalami paceklik,”keluh Akid.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)