Oleh: Miqdad Husein*
Olga Syahputra, komedian yang baru saja meninggal dunia itu sekali lagi memperlihatkan dunia hiburan yang penuh sandiwara. Apa yang terlihat di pentas hiburan sering untuk tidak menyebut selalu, berbeda dengan realitas nyata. Yang baik di pentas hiburan kadang buruk dalam keseharian; demikian pula yang buruk, yang terkesan jahat di pentas hiburan sangat alim dalam kehidupan sebenarnya.
Masyarakat masih ingat sosok Marlia Hardi, yang selalu berperan sangat indah sebagai seorang ibu. Begitu hebat aktingnya, sangat banyak penonton menjadikan Marlia Hardi sosok ibu tauladan. Namun publik kemudian dikejutkan kematian tragis Marlia Hardi, yang berbeda jauh dari peran indahnya yang begitu nampak keibuan, arif bijaksana dan rentetan akting ideal lainnya.
Olga Syahputra juga demikian; di pentas dan dalam keseharianpun sangat kontras sekali. Ia benar-benar mewakili panggung hiburan yang sering kontras dengan kehidupan keseharian. Namun berbeda dengan sosok Marlia Hardi, penampilan Olga justru penuh kontroversi saat berada di pentas hiburan dan saat berada dalam keseharian ternyata banyak meninggalkan jejak luar biasa dari sisi kemanusiaan.
Benar Olga memiliki begitu banyak penggemar. Tetapi tak sedikit yang bersikap sebaliknya terutama terkait perannya yang kewanita-wanitaan dengan penampilan kadang vulgar. Gaya lawak yang terkadang sangat kasar makin membuat sebagian penonton mencemohnya. Ia sebagai komedian sempat tersandung kasus hukum terkait penampilannya yang itu tadi, terlalu kasar.
Memang tak semua penampilan Olga menimbulkan masalah. Bagaimanapun Olga tetap seorang penghibur tergolong luar biasa. Bahwa saat bercanda di pentas hiburang kadang menurut istilah jawa, juwet atau keterlaluan, memang sulit diingkari. Tapi ia sosok komedian yang memang berwajah ganda: banyak yang menyukainya, demikian pula sebaliknya.
Yang menarik kehidupan kesehariannya. Sosok yang saat pentas, termasuk yang menyukainya juga menganggapnya konyol, berlebihan ternyata dalam kehidupan keseharian berbeda luar biasa. Ia benar-benar memperlihatkan perilaku kemanusiaan yang sangat bertolak belakang dengan gayanya di pentas.
Banyak rekan sesama artis misalnya, yang merasakan kepedulian dan empati Olga ketika sedang menghadapi masalah. Komedian Opie Kumis misalnya, dengan terbuka menceritakan ketika minta tolong ingin meminjam uang ke Olga justru dibantu dalam jumlah relatif besar tanpa perlu membayar. Kejadian sejenis, banyak diceritakan para artis yang pernah bersentuhan dengan sosok yang dalam keseharian hidup begitu bersahaja.
Seorang rekan artis yang pernah bareng tampil menceritakan tentang kesadaran ubudiyah Olga. Sekali waktu katanya, saat jeda iklan Olga bukannya istirahat malah mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat dhuha. Sungguh luar biasa, untuk seorang artis yang sangat sibuk dapat menyempatkan diri melaksanakan sholat dhuha. Mereka yang santai di rumahpun belum tentu berpikir melaksanakannya.
Inilah dunia hiburan yang memang berbeda dengan kehidupan nyata. Dan Olga terselip dalam sisi berbeda; terkesan konyol, lebay saat berada di pentas tapi memiliki naluri kemanusiaan luar biasa dalam kehidupan keseharian.
Yang terlihat, apalagi di pentas hiburan memang tak selalu mewakili fakta dan kenyataan riil. Itu artinya, tak bisa menilai seseorang hanya pada pandangan kasat mata. Selalu ada sesuatu di balik yang terlihat, yang bisa jadi bernilai indah seperti juga tak selamanya yang terlihat indah, benar-benar indah. Dunia apalagi pentas hiburan seperti ungkapan karya penyair Taufik Ismail, memang panggung sandiwara. [*]
*) Kolumnis asal Madura, tinggal di Jakarta.