SUMENEP – Pembangunan listrik untuk Pulau Gili Raja, Kecamatan Giligenting dinilai setengah hati oleh warga setempat. Dalam hemat warga, upaya pemerintah daerah untuk membuat daerahnya terang benderang terkesan tidak serius.
Syaiful Anang, salah satu aktivis pemuda setempat mengatakan, selama ini pemerintah daerah kurang serius melakukan pembangunan kelistrikan di Pulau Gili Raja, Kecamatan Gili Genting. Terbukti, selain kinerja yang lamban, pula mininya anggaran yang dianggarkan setiap tahunnya.
”Anggaran yang disediakan setiap tahunnnya relatif sedikit. Tahun 2014 hanya dianggarkan Rp 1,4 miliar, sedangkan pada tahun 2015 ini hanya dapat Rp 1,6 miliar,” katanya.
Menurut Syaiful, Pulau Gili Raja secara geografis terbagi menjadi empat desa, yaitu Desa Lombang, Banbaru, Banmaleng dan Desa Banjate. Saat ini, untuk menerangi aktivitas warga, mereka memakai genset milik perusahaan swasta. Ada pula sebagian warga yang menggunakan tenaga surya.
Lebih lanjut Ipunk, sapaan akrab Syaiful Anang menjelaskan bahwa jika anggaran setiap tahun hanya berkisar 1,5 miliar, terus sampai kapan kondisi kepulauan Gili Raja berubah menjadi terang benderang. Padahal, untuk pembangunan listrik itu membutuhkan dana Rp 17 miliar.
”Bukannya mau sok tahu, tapi kalau tiap tahunnya hanya dianggarkan sebanyak itu, kapan kelarnya. Bisa-bisa barang yang sudah terealisasi lebih dulu rusak sebelum digunakan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar pemerintah daerah lebih serius dalam membangun kelistrikan di pulaunya itu. ”Karena penerangan di sini termasuk kebutuhan vital, kami harap pemerintah juga menyegerakan. Sehingga, harapan masyarakat untuk bisa menikmati penerangan itu segera tercapai,” harapnya.
Sementara kepala Kantor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumenep Abd. Kahir mengatakan, dirinya tidak bisa berbuat banyak dalam pembanguan kelistrikan di pulau Gili Raja. Sebab, dirinya hanya menyediakan sesuai anggaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. ”Sesuai kesepakatan yang ada, legislatif menginginkan pembanguan listrik Gili Raja memakai APBD murni. Jadi tidak bisa memakai dana dari sumber yang lain,” katanya.
Mantan Kabag Humas Setkab Sumenep itu, memprediksi dengan anggaran yang serba terbatas setiap tahunnya itu, pembangunan kelistrikan di pulau Gili Raja membutuhkan waktu 5 tahun.
Asumsinya, lanjut Kahir, pada tahun pertama dan tahun kedua anggaran yang disedikan oleh pemerintah daerah akan dialokasikan terhadap pengadaan tiang listrik. Sementara tahun ketiga akan dialokasikan untuk pengadaan jaringan, tahun keempat pengadaan rumah listrik, baru tahun ke lima sudah memasuki pengadaan mesin gensetnya.
Sementara kebutuhan tiang listrik yang akan dipasang di sepanjang pulau Gili Raja sebanyak 450 tiang. ”Tahun ini sudah masuk tahun kedua. Jadi anggaran yang ada kami alokasikan semua untuk pengadaan tiangnya. Jika anggarannya kurang, kami akan plotkan di PAK mendatang,” tukasnya.
(JUNAEDI/SYM)