SAMPANG – Realisasi pengadaan buku Kurikum 2013 yang sempat dihentikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang karena ada pengalihan kurikulum K-13 ke kurikulum KTSP sampai saat ini tidak ada transparansi dari dinas terkait.
Kabid Kurikulum Disdik Sampang Arif Budiansor mengakui Disdik sempat melakukan pengadaan buku K-13 sebelum terjadi perubahan kurikulum kembali ke KTSP. Namun, pasca terjadi perubahan itu, percetakan buku ada yang tidak mau melakukan pencetakan.
Oleh karena itu, pengadaan itu dilanjutkan atau belum diketahui. Sebab, yang menangani bagian sarana prasarana. “Sebenarnya urasan ini bukan tanggung jawab saya, ini ranahnya kabid sarana prasarana,” katanya pada Koran Madura, Minggu (19/4).
Yang diketahui Arif Budiansor, pengadaan buku K-13 itu menggunakan dana Bantuan Soaial (Bansos) atau dana hibah yang di transfer ke rekening sekolah masing-masing untuk pembelian buku K-13. Namun, pihaknya tidak tahu apa di realisasikan atau tidak.
“Yang jelas kalau pengadaan itu saya tidak tahu. Yang saya tahu cuman dalam pembelia buku itu menggunakan bansos yang di transfer langsung ke rekening sekolah, dan kalau realisisanya tidak tahu seperti apa,” paparnya.
Ketika ditanyakan besar anggran dana bansos untuk pembelian buku tersebut? Budiansor juga tidak tahu dengan alasan dana itu langsung di transfer ke rekening sekolah. “Kalau anggranya saya tidak tahu, silahkan tanyak yang bertanggung jawab, pak Roji’on,” imbuhnya.
Lanjut Arif menjelaskan, dalam juknis ditentukan, apa bila dana bansos tidak cukup dalam pembelian buku K-13 itu bisa menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Saya benaran tidak tahu terkait itu. Yang tahu pak Roji’on,” jelasnya.
Sementara itu Kasi Sarana Prasarana Disdik Sampang Roji’un, tidak memberikan keterangan sedikitpun. Sebab, saat dihubungi via telepon, yang bersangkutan tidak merespon baik. Lewat pesan pendek pun juga tidak di respon maskipun sudah berulangkali SMS.
(RIDWAN/LUM)