SUMENEP – Ratusan tenaga pendidik di bawah naungan kementrian agama (Kemenag) Sumenep terancam tidak bisa mengikuti Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG). Pasalnya, program PLPG tersebut mulai tahun 2016 mendatang akan dihapus.
Informasinya, berdasarkan data Shot List Kemenag Sumenep yang masih belum sertifikasi sekitar 460 orang dari total guru sebelumnya mencapai 938 orang. Sehingga, cita-cita para tenaga pendidik untuk menyandang jabatan guru sertifikasi dalam waktu singkat dipastikan terkubur dalam-dalam.
”Hasil koordinasi dengan pihak Kanwil Jatim kemarin, pada tahun 2015 ini peme-rintah masih menganggarkan untuk pelaksanaan PLPG. Tapi untuk tahun selanjutnya informasinya tidak,” kata Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kemeneg Sumenep Moh. Rifa’i Hasyim.
Menurut Rifa’i, untuk kuota yang akan diambil untuk mengikuti PLPG tahun ini masih belum ada kejelasan. Pasalnya, hingga saat ini masih belum dapat kepastian dari penyelenggara.
Sementara penyelenggara PLPG yang dituntujuk adalah dua perguruan tinggi, yakni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya untuk pendidikan agama dan Unversitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk jurusan umum.
”Biasanya anggaran untuk pelaksanaan PLPG itu langsung turun ke perguruan tinggi penyelenggara. Jadi, penentuan kuota itu disesuaikan dengan anggaran yang ada,” terangnya
Sementara untuk pemanggilan peserta untuk mengikuti PLPG sudah diatur oleh pemerintah. Salah satu aturan yang diberlakukan adalah batasan usia. Guru yang lebih tua tetap didahulukan dibandingkan dengan yang lebih muda.
”Berdasarkan data di perguruan tinggi, guru yang sudah menyetorkan data base di rangking berdasarkan batasan usia. Yang paling tua akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ujian lebih dulu,” ungkapnya.
Meskipun demikian, pihaknya menghimbau agar sejumlah guru yang masih belum mengikuti PLPG tahun ini untuk bersabar. Sebab, pemerintah telah menyiapkan pengganti program PLPG yakni PPG (Pendidikan Profesi Guru).
PPG ini merupakan salah satu program yang diluncuran oleh pemerintah untuk mencetak guru yang lebih berkualitas, berbobot dan profesional. Pelaksanaan PPG ini juga dilakukan oleh salah satu pergurun tinggi yang ditunjuk oleh pemerintah.
”Bedanya, kalau PLPG hanya dijalani selama sete-ngah bulan, namun PPG ini harus ditempuh selama satu tahun lamanya. Karena PPG ini tidak hanya bersifat pelatihan, melainkan semester pertama untuk pemahaman materi sedangkan untuk semester kedua lebih kepada praktek,” tukasnya.
(JUNAEDI/SYM)