
SAMPANG- Akibat terjadinya pergesaran tanah pada gedung SDN II dan SMP Satu Atap Kotah Kecamatan Jrengek, Kabupaten Sampang, puluhan siswa terancam ikut ujian nasional (UN) di rumah warga. Pasalnya, sampai saat ini, gedung sekolah belum mendapat bantuan rehabilitasi atau perbaikan dari dinas setempat.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Jrengek, Ester mengatakan, bahwa puluhan siswa dari SDN II dan SMP Satu Atap Kotah dipastikan tahun ini ikut UN di luar gedung sekolah. Sebab, dua gedung sekolah mengalami pergeseran tanah tersebut sudah dirobohkan beberapa hari sebelumnya. “Dan itu atas kesepakatan Disdik de-ngan UPTD serta tokoh masyarakat setempat. Oleh karena itu, sementara ini pelaksanaan KBM di rumah warga. Bahkan dipastikan pelaksanaan UN juga di tempat yang sama mengingat ruangan kelas sudah dirobohkan,” kata Ester pada Koran Madura, Selasa (31/3).
Dikatakan, pihak UPTD sudah menentukan tempat siswa melaksanakan KBM serta persiapan UN yang akan dilaksakan dalam waktu dekat ini. Diantaranya, rumah ke-tua komite, rumah kepala desa, dan rumah warga yang dekat dengan gedung sekolah tersebut. “Memang selama ini siswa melaksanakan KBM di rumah warga sambil lalu menunggu proses bangunan gedung sekolah yang baru,” jelasnya.
Kendati akan dilakukan perbaikan dan pembangunan gedung baru, Ester tidak bisa memastikan kapan pembangunan gedung sekolah yang baru akan dimulai. Sebab, yang merencanakan itu atas dasar kebijakan dari Disdik. Sementara UPTD hanya menunggu intruksi dari atasan. “Ya, menunggu pembangunan gedung yang baru dik, soal kapan akan dilaksanakanya,kami belum tahu,” jelasnya.
Dilain pihak, tokoh masyarakat setempat H. Sahid (50) mengungkapkan, memang sudah ada upaya dari Disdik untuk melakukan pembangunan gedung baru. Namun sampai saat ini belum ada kejelasan yang pasti. Sehingga, dengan kondisi siswa yang terlantar saat ini terpaksa melaksanakan UN di rumah warga. “Kalau upaya Disdik untuk membangun gedung sekolah yang baru memang sudah ada, cuma belum ada kepastian. Tapi yang jelas, siswa dipastikan UN di rumah warga mengingat gedung sekolahnya sudah dirobohkan,” paparnya.
Sahid sapaan akrabnya, mengharapkan Dinas Pendidikan memberikan kepastian terkait rencana ingin membangun gedung sekolah baru untuk SDN II dan SMP Satu Atap sebagai pengganti gedung yang sudah dirobohkan itu. Sebab, kalau pembangunan itu tidak dipercepat akan menghambat pada KBM siswa. “Kami sangat mengharapkan pembangunan dua gedung sekolah itu dipercepat,” harapnya.
Sekadar diketahui, dua gedung sekolah itu ambruk parah akibat pergesaran tanah yang terjadi saat hujan deras dimalam hari. Akibatnya, sebagian gedung sekolah itu ambruk dan mengancam ke-selamatan sisiwa jika melanjutkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di ruangan kelas. Namun, pada waktu itu, semua guru sepakat KBM dilaksanakan di rumah warga sekitar.
Kemudian, Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang mengintruksikan kepada masyarakat untuk membumi ratakan semua gedung sekolah tersebut. Mengingat kondisi gedung sudah tidak bisa digunakan lagi. Bahkan, akibat pergeseran tanah itu, Disdik tidak berani untuk melakukan pembangunan di tempat yang sama karena takut roboh kembali. Sehingga, solusi yang akan ditempuh Disdik adalah membangun gedung sekolah itu di lokasi lain.
(RIDWAN/LUM/SYM)