
PROBOLINGGO – Rasa trauma masih nampak di wajah Lasmini (34) dan Hotimah (45), salah satu korban banjir bandang di Dusun Krajan RT 06/RW 01 Kelurahan Kareng Lor Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo.
Keduanya hanya bisa meratap sedih melihat rumahnya yang kini rata dengan tanah setelah diterjang derasnya banjir bandang Sungai Legundi. Rumah milik Lasmini itu merupakan satu dari dua rumah yang ambruk akibat diterjang banjir bandang.
Namun, kerusakan rumahnya itu mungkin yang paling parah. Rumah yang berada seratus meter di belakang tanggul Sungai Legundi yang jebol itu tak bisa diselamatkan hingga tembok terasnya rata tanah diterjang derasnya arus air.
Lasmini mengaku, sebelum kejadian bersama anak dan ayahnya tengah berada di dalam rumah saat terlelap tidur. Ia tak menyangka, hujan yang turun itu akan membawa petaka. Tak lama hujan turun, suara gemuruh dari arah utara, timur dan selatan terdengar dari depan rumahnya. Mendadak, luapan air sungai Legundi bersama lumpur menerjang rumah hingga tak kuat dan ambruk.
”Saat itu, saya di dalam rumah. Sekitar pukul 01.30 WIB, luapan air sungai Legundi menghantam rumah saya. Saat itu, saya bingung dan kalang kabut, yang ada dibenak saya menyelamatkan anak yang masih berumur dua tahun tidur di dalam kamar bersama kakeknya Mahrus (52),” ujarnya kepada wartawan, Kamis (23/4).
Meski rumahnya ambruk diterjang banjir bandang, ia merasa masih beruntung karena putrinya semata wayang dan ayahnya berhasil selamat. Ketika banjir menerjang, keluarga tak bisa keluar dan bertahan di dalam rumah hingga air surut. ”Alhamdullilah, tidak ada korban jiwa. Semua keluarga selamat,” tandas Lasmini.
Nasib serupa juga dialami Hotimah (46) dan Asro’i (56). Pasangan suami istri (Pasutri) ini juga merupakan warga Dusun Krajan RT 06/ RW 01 Kelurahan Kareng Lor Kecamatan Kedopok Kota Probolingo itu, rumahnya juga rata tanah akibat diterjang banjir bandang.
”Beruntung saya dan keluarga bisa menyelamatkan diri. Kalau tidak, bisa tertimbun reruntuhan rumah yang ambruk,” cerita Hotimah.
Mereka kini berharap, rumahnya bisa dibangun kembali. Namun, mereka tidak punya uang untuk mendirikan rumah tersebut. Dan hanya berharap adanya bantuan Pemkot Probolinggo untuk bisa membangun kembali rumahnya.
”Kami sangat berharap Walikota membantu untuk mendirikan rumah ini kembali, karena kami tidak punya uang,” sambungnya.
Puluhan Rumah Terendam
Hujan lebat selama lebih dari lima jam tak hanya mengambrukan rumah warga di Kelurahan Kareng Lor Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo, luapan air sungai Legundi juga merendam jalan, banjir akibat luapan air sungai Legundi juga merendam puluhan rumah warga di Kelurahan Kedopok dan Sumberwetan Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo.
Musibah banjir. tak hanya merendam puluhan rumah warga, juga jalan dan puluhan hektar sawah gagal panen. Sejumlah warga mengungkapkan, musibah banjir seperti ini selalu terjadi setiap tahun, atau setiap hujan deras lebih dari dua jam, air sungai bantaran kali Legundi selalu meluap hingga merendam jalan dan rumah rumah warga.
Ironisnya, banjir seperti ini sudah terjadi semenjak lima tahun terakhir. Selain karena pendangkalan sungai, bencana banjir ini juga disebabkan karena banyaknya air kiriman dari lereng gunung Bromo.
Sutik Artika (48), warga RT 05 RW 04 Kelurahan Kedopok yang rumahnya dilanda banjir berharap kepada pemerintah daerah, untuk segera melakukan normalisasi bantaran sungai Legundi, yang selama ini menjadi penyebab munculnya banjir hingga merendam rumah rumah warga.
“Akibat banjir tersebut, aktivitas warga menjadi lumpuh total. Sejumlah aktifitas warga lumpuh total dimana banjir kali ini merendam puluhan rumah.”kataya.
Banjir kali ini membuat aktifitas warga lumpuh dan tidak bisa ke sawah. Apalagi ketinggian banjir air dalam keadaan tertentu bisa naik tiba tiba. Kelurahan Kedopok memang menjadi langganan banjir setiap tahun ketika musim hujan datang.
“Banjir yang terjadi di kelurahan kami itu merupakan air kiriman dari Lereng Gunung Bromo, sehingga luapan sungai Legundi tidak terbendung lagi akhirnya membanjiri kampung kami,” jelas Aspiasih, warga RT 01 RW 02 Kelurahan Sumberwetan Kecamatan Kedopok Kota Probolingo.
Sementara itu, hingga pukul 09.00 WIB kondisi di tiga kelurahan, ketinggian air sudah surut dan keadaan normal. “Jika waktu dini hari sekitar pukul 01.30 WIB air langsung naik setinggi pinggang orang dewasa,”ucapnya.
Mereka berharap agar pemerintah tetap memantau dan memperhatikannya, karena banjir ini terjadi jika musim hujan datang.
(M. HISBULLAH HUDA)