LAUTAN MIMPIMU
-untuk Ayah-
Kau pergi ke laut lepas
Tinggalkan anakmu, ayah
Pada malam yang pekat
Bulan jatuh di tengah laut
Aku masih tertidur di kamat kecil
Rumah yang kau bangun dari lautmu
Sejak kau berdiri di negeri ini
Kau pergi ke laut lepas
Memacu perahu
Tinggalkan rumah dan istrimu
Karena kau mengejar mimpi
Pada anak-anakmu
Pada istrimu yang kau tinggalkan
Di rumah yang kau bangun dari lautmu
Kau pergi ke laut lepas
Mengejar cita-cita yang kau tanamkan
Pada anak-anakmu
Berharap mimpi di negeri ini
Kau pergi ke laut lepas, ayah
Aku berharap negeri ini menjadi mimpimu
Sumenep, 19 Pebruari
CERITA TENTANG MALAM
Hujan, hujan, hujan
Kataku pada anak jadah yang berjalan di pinggir pantai
Katanya ia menunggu ayahnya pulang dari pulau sebrang
Sambil memanggil-manggil
Suaranya mulai fals
“Pulanglah perempuan.
Tubuhmu mulai menggigil.
Matamu memerah.
Suaramu tak terdengar lagi.
Berhentilah bergumam.
Hentikan langkahmu.
Lihatlah, langit masih tetap mendung.
Sepertinya hujan takkan berhenti.”
Kataku dari bawah pohon cemarah
Perempuan itu tetap melangkah
Membiarkan aku bergumam sendirian
Ia semakin menatap ke sebrang sana
Mengharap ayahnya datang
Seperti hujan di tanah liat
“Perempuan yang tetap berdiri.
Pulanglah, temui ibumu.
Kau takkan bertemu ayahmu.
Karena dia sudah pergi
Saat mawar merah jatuh
Ibumu menangis malam itu.”
Kataku kembali
Perempuan itu berjalan
Arah mulai tak terbayang
Lapataman, 1 Pebruari 2015
*) Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep. Pernah Aktif di LPM RETORIKA STKIP PGRI Sumenep. Mantan ketua HMP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumenep.