
PAMEKASAN – Stok garam rakyat di sejumlah sentra produksi garam Kabupaten Pamekasan, Madura, masih menumpuk di sejumlah gudang garam milik petani. Menumpuknya persediaan garam itu disebabkan meningkatnya jumlah produksi dan kecilnya angka penjualan.
Diperkirakan, sampai saat ini angka penjualan garam masih berkisar 30 persen dari total produksi garam di kabupaten itu. Garam hasil produksi tahun ini masih berada di sejumlah gudang garam rakyat di sejumlah sentra produksi garam Pamekasan, yakni Kecamatan Galis, Pademawu dan Tlanakan.
Zainuddin, salah seorang petani garam di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Pamekasan, Selasa (7/4), mengatakan angka produksi garam rakyat tahun ini meningkat. Hal itu disebabkan oleh kondisi cuaca yang memungkinkan peningkatan produksi garam.
Namun, meningkatnya angka produksi itu tidak diimbangi oleh peningkatan angka penjualan karena pihak pabrikan masih memiliki stok garam impor. Kondisi ini, selain menyebabkan menumpuknya stok garam, juga menyebabkan harga komoditas tersebut melorot tajam.
“Para petani tidak berdaya ketika pabrikan hanya bersedia membeli garam dengan harga murah dengan alasan melimpahnya hasil produksi. Karena yang ada dalam benak kami, hasil produksi kami terjual,” katanya.
Saat ini, harga garam rakyat bekisar antara Rp. 480 sampai Rp. 550 perkilogram untuk kualitas utama (K1), Rp. 400 sampai Rp. 450 perkilogram untuk kualitas medium (K2) dan Rp. 350 sampai Rp. 380 perkilogram untk kualitas rendah (K3).
Zainuddin mengatakan rata-rata kualitas garam di hampir seluruh sentra produksi garam Pamekasan masuk dalam kategori K1, kecuali garam yang dipanen pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.
“Tahun ini garam rakyat masuk dalam kualitas bagus. Hanya garam yang dipanen pada akhir Oktober hingga awal November kualitasnya mulai merosot,” kata Zainuddin.
Salah seorang tokoh petani itu mengatakan kualitas garam yang dipanen pada akhir masa panen garam itu merosot karena hujan mulai turun sehingga petani melakukan panen dini. Selain itu, sebagian besar garam bercampur dengan tanah akibat pematang tambak yang tergerus air hujan.
(G.MUJTABA/UZI/RAH)