SUMENEP – Bupati A. Busyro Karim mengatakan, rencana pembangunan Bandar Udara (Bandara) Al-Busyro di Desa Paseraman, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, belum mendapat persetujuan Gubernur Provinsi Jawa Timur Soekarwo
“Memang kami mempunyai program untuk pembangunan bandara di Kangean. Tepatnya di Desa Paseraman, Kecamatan Arjasa. Namanya Bandara Al-Busyro. Tapi disposisi pembebasan lahannya masih belum turun dari Gubernur Jatim,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Sumenep tidak bisa melakukan pembebasan lahan sebelum disposisi dari Pemprov Jatim turun. Jika disposisi telah turun, dipastikan pembayaran pembebasan lahan segera dilakukan.
Pemerintah telah menyediakan anggaran sebesar Rp 1,1 miliar untuk pembebasan lahan Bandara Al Busyro. Sementara untuk pembangunan sarana lainnya Rp 6,5 miliar.
“Kalau minggu ini disposisinya turun, pasti kami segera melakukan pembayaran. Karena kami tidak mau pembangunan lapter kepulauan ini hanya menjadi wacana saja, melainkan benar-benar terealisasi,” terangnya.
Ia mengatakan, jika bandara di Pulau Kangean sudah beroperasi, rute penerba-ngan Bandara Trunojoyo akan bertambah. Yakni, Sumenep-Surabaya, Sumenep-Jember, Sumenep-Bawean, dan Sumenep-Kangean. Sementara pesawatnya menggunakan pesawat perintis milik maskapai Susi Air.
Sementara tarifnya sesuai Dirjen Perhubungan Udara Nomor AV.005/2/18/DRJU/.DAV.2015 tentang Tarif Rute Baru Angkutan Udara Perintis Tahun 2015, rute penerbangan Sumenep-Surabaya Rp. 270.000 per orang, rute Sumenep-Bawean Rp. 245. 000, rute Sumenep-Kangean Rp. 249.000, dan rute Sumenep-Jember masih menunggu revisi selanjutnya. “Jadi, dengan ongkos Rp 249 ribu warga kepulauan sudah bisa naik pesawat,” ungkapnya.
Setengah Hati
Anggota Komisi III DPRD Sumenep, Indra Wahyudi mengatakan, pemkab setengah hati meluncurkan penerbangan perdana Bandara Trunojoyo. Pasalnya, saat penerbangan perdana dilakukan dari Bandara Trunojoyo Sumenep ke Bandara Notohadinegoro Jember, tak ada satupun dari dinas terkait ikut dalam rombongan.
Menurutnya, jika memang Pemkab bersungguh-sungguh dalam launching penerbangan perdana itu, harusnya ada perwakilan dari Pemkab Sumenep atau dari dinas terkait ikut dalam rombongan sehingga tak terkesan setengah-setengah.
“Sayang sekali tidak ada perwakilan Pemkab yang ikut dalam rombongan. Padahal, informasinya, Pemkab Jember dengan luar biasa menyambut kedatanagan pesawat Susi Air dari Sumenep. Karena, mungkin mengira akan ada perwakilan dari Pemkab Sumenep,” tandasnya.
Sementara itu, hingga berita ini tulis, Kepala Dishub Kabupaten Sumenep, Mohammad Fadillah tak dapat dikonfirmasi. Dihubungi Koran Madura melalui telepon selulernya ter-nyata tak ada respons.
(JUNAEDI/ FATHOL ALIF/MK)