PROBOLINGGO, koranmadura.com – Berbagai upaya untuk memupuk perilaku masyarakat yang peduli terhadap lingkungannya terus dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo. Salah satunya adalah Program Kampung Hijau, Bersih dan Indah (KAHBI).
“Ada tiga aspek program KAHBI yang akan dinilai, yakni pengelolaan sampah, upaya penghematan sumber daya alam, pemanfaatan pekarangan, dan kelembagaan di tiap RW dan Kelurahan,”ujar Kepala Bidang Pelestarian dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan serta Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo, Dwi Agustin Rahayu, kepada wartawan, Jum’at (4/9) kemarin.
Ia mengatakan, penilaian Kampung Hijau, bersih dan Indah ditekankan pada peran serta masyarakat dalam memunculkan inovasi-inovasi pengelolaan lingkungan, sehingga penilaian tidak berdasarkan kondisi fisik semata. Program Kampung Bersih ini merupakan program berkelanjutan yang ada di Kota Proboinggo.
“Komitmen untuk menjaga pelestarian lingkungan dan mencegah kerusakannya sangat diperlukan peran serta aktif masyarakat. Kami langsung meninjau kondisi lingkungan kampung KAHBI secara langsung di lapangan,”tandas Dwi Agustin Rahayu.
Tak hanya itu, aspek kelembagaan juga menjadi penilaian. Menurut Dwi Agustin Rahayu, aspek lembaga yang dinilai dari Ketua RW, kader lingkungan untuk berama-sama menggali potensi.
Untuk pengolahan sampah, tiap kelurahan atau RW dapat memanfaatkan pekarangan dengan membuat rumah kompos atau bank sampah, sehingga masyarakat bisa peduli dengan lingkungannya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.
“Penilaian KAHBI kali ini berjumlah dua puluh sembilan kelurahan kelurahan di lima kecamatan, yakni Kademangan, Wonoasih, Kedopok, Kanigaran dan Mayangan,”ucapnya.
Selain itu, Kampung Hijau juga mengandung makna bersih dan sehat serta hemat energi dengan harapan masyarakat mampu memberdayakan potensinya. Lingkungan identik dengan bersih dan sehat serta ditambah hemat energi yakni sikap masyarakat yang bisa menghemat energi di sekitarnya.
“Kami berharap bisa memacu semangat masyarakat menjaga kebersihan di lingkungannya. Masyarakat dirangsang mandiri menjaga kebersihan lingkungan agar dalam penilaian adipura tidak perlu repot membersihkan kawasan karena semuanya sudah bersih,”papar Dwi Agustin Rahayu.
(M. HISBULLAH HUDA)