
PROBOLINGGO, koranmadura.com – Harga jual cabai rawit sejak beberapa bulan kemarin cukup tak terbendung. Harganya sampai tembus Rp 70 ribu perkilogram. Dalam pekan ini justru harganya mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga mencapai Rp 5 ribu perkilogram.
“Harga jual cabai merosot jika di bandingkan beberapa bulan yang lalu. Harganya turun drastis mencapai Rp.5 ribu perkilogram,” terang Wasik (30), petani cabai asal Desa Banyuanyar Lor, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, kepada wartawan, Minggu (18/10).
Ia mengatakan, murahnya harga jual cabai membuat petani sedikit kurang semangat. Sebab dinilai tidak sebanding dengan ongkos biaya panen dari hasil yang di dapat. Selain itu biaya yang harus dikeluarkan untuk satu orang mencapai Rp 30 ribu.
“Dalam satu hektar tanaman cabai, petani untuk bisa memanen membutuhkan tenaga kurang lebih 180 orang. Jadi biaya panen yang harus dikeluarkan mencapai Rp 5,4 juta,”tandas Wasik.
Tak hanya itu, hasil jual cabai dari luas satu hektar hanya mencapai 8-9 kuintal. Kalau harganya Rp 5 ribu rupiah perkilogramnya, keuntungan yang diperoleh petani sebesar Rp 4-4,5 juta. Kondisi ini petani harus menambah biaya panen sebesar Rp 1-1,4 perminggunya.
“Percuma saja petani memiliki tanaman cabai yang luas. Namun seteleh dihitung kondisinya merugi. Banyak tanaman cabai yang tidak di panen meski sudah waktunya,”ucapnya.
Sanemen (45), pedagang cabai di wilayah Kabupaten Probolinggo, mengatakan, murahnya harga cabai dikalangan petani menjadi merosot Rp 5 ribu dikarenakan ketersedian cabai sangat banyak.
Semua daerah penghasil cabai seperti Jawa dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai memasuki panen raya. Akibatya harga cabai mengalami penurunan, apalagi tidak bisa diperhitungkan secara pasti.
“Yang jelas harga cabai dalam hitungan hari selalu mengalami perubahan,”paparnya singkat.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)