Subuh Bergetar Rindu
Saat hati termamah sepi
Saat diri begitu terasing
Serupa luka bersemayam di hati
Seperti itu aku memendam rindu
Membelenggu hasrat ingin menemui-Mu
Bicara dengan ribuan doa
Mencari seberkas cahaya di ufuk timur
Sebelum mentari mencumbu pagi
Gemerisik alunan nada jiwa
Ingin melarungkan resah
Pada selembar sajadah
Dan aku berpasrah
Mulai menafakuri perjalanan hidup
Berawal dari dendang subuh
Dengan limpahan rahmat
Aku rindu akan sebuah mujizat
Hong Kong, 28 Juli 2015
Kurang Puas
Seringnya cinta membuat air mata
Namun adakah ia tahu itu sebuah pengorbanan
Hingga tanpa disadari t’lah memberi sebelah hatinya
Untuk menikmati setiap alur percintaan
Entah dari mana kulihat jalan untuk memerdekakan diri
Terbebas dari belenggu dalam hidup ini
Seberapa jauhkah bentangan jarak antara luka dan air mata
Dalam dekap rindu merasuk hati
Kadang kala tak mengerti sepi
Di antara lintasan-lintasan peristiwa
Sesungguhnya cinta adalah sebuah persembahan rasa
Dalam kehidupan manusia di dunia
Hong Kong,15 09 2015
Melipat Bayang
Terpapar indah lukisan menghayal kalbu
Hempaskan ombak perekat rindu
Hingga terhapus sudah sendu
Lewat tembang syahdu
Aroma buih lekatkan jiwa
Berlaga indah lewat kata
Serupa cahaya di tepi senja
Yang t’lah memberi warna
Entah kapan mengeja bayang
Bila tatapan teduh selayang pandang
Akankah merasuk dalam sosok indah
Hingga terbuai cinta di nyata
Hong Kong, 20 09 2015
Aidah Lembayung Senja
Lahir di Majenang, Cilacap , Jawa Tengah, 05 Oktober 1983, yang mempunyai nama asli Siti Ngaidah Sumarto. Tercatat sebagai Buruh Migran Indonesia di Hong Kong.