Pasar Sapi Keppo
Di sisi selatan jalan raya di timur kotaku
Jangan kau gusar, kasihku
Bila sapi-sapi diturunkan dari ratusan mobil bak terbuka itu
Membuat langkahmu sejenak tersekat
Sapi-sapi dari segala penjuru merangsak menyesak
Ini pemandangan lazim sepanjang hari
Setiap Selas
Setiap Sabtu
Jangan tampakkan rasa kesalmu
Karena bau khas sapi-sapi
Juga ciprat kotorannya
; yang tak sengaja melukisi ban kendaraanmu
Jangan tampakkan gerutumu itu
Anggap saja ini pengalaman lain yang mesti diterima
Karena demikianlah hidup
; tak selalu melaju di jalanan bersih-mulus
Di sini
Di bawah panasnya matahari siang
Kau juga akan mendengar suara-suara yang beragam dan berisik
Lenguh sapi-sapi
Kata-kata keras serupa saling bentak para penjual-pembeli
Jerit para sopir yang rebutan penumpang
Semprit banal petugas keamanan dan tukang parkir dadakan
Khotbah penjual obat kuat dekat pintu
Di dalam pasar
Ratusan sapi ratusan lelaki bertopi koboi
Berhimpitaan
Di antara sengak debu-debu kemarau
Berdesakan
Di antara aroma kaldu-sate Madura yang terus menggoda
Jelang sore
Sapi-sapi itu dinaikkan ke truk-truk besar
Menuju ke seberang
(Pamekasan, 2015)
Dangkah
Serbuan tombak-tombak hujan yang membadai pun
Tak pernah sanggup padamkan nyala apimu !
(Pamekasan, 2015)
BH. Riyanto atau Budi Hariyanto; lahir pada 15 Oktober 1973. Menulis puisi dan melukis. Buku kumpulan puisinya; Pesan Pendek dari Tuhan (2013) dan Suramadu; kisah kau-aku (2015). Tinggal di sebuah kampung di Pamekasan Madura.