PROBOLINGGO | koranmadura.com – Dalam sepakan, cuaca laut cenderung ekstrem di perairan laut Kabupaten Probolinggo. Situasi tersebut membuat para nelayan tak bisa memaksimalkan usahanya dalam pencairan ikan dilaut. Sehingga tangkapan ikan yang dijual dipasaran harganya naik
“Cuaca ekstrem sudah berlangsung sepekan. Banyak nelayan yang meliburkan diri untuk mengais rejeki ditengah laut. Kondisinya sangat menantang terhadap keselamatan jiwa. Siapa yang berani untuk melaut. Kami hanya memiliki perahu kecil yang justru jika memberanikan diri, nyawa akan menjadi taruhannya,” ujar Usman (30), nelayan asal desa Pesisir Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, kepada wartawan, Senin (25/1).
Usman mengatakan, bersama nelayan lainnya mencari ikan hingga enam mil dari pesisir pantai, namun hasilnya sedikit. Sehingga hasil ikan yang diperoleh selama semalam yang dijual dipasaran sangat minim.
“Sebagian besar nelayan sudah jarang mendapatkan ikan dalam jumlah banyak, tidak seperti sebelumnya. Apalagi menggunakan alat tradisional,”tandasnya.
Nelayan lainnya, Zainullah (35), mengatakan, para nelayan memerlukan uluran tangan pemerintah untuk membantu memberikan pekerjaan sampingan agar pada musim paceklik seperti sekarang ini mereka tidak mengalami kesulitan hidup.
“Kami memerlukan uluran tangan pemerintah untuk memberikan bantuan berupa keterampilan agar saat musim paceklik seperti sekarang tidak menanggung beban berat dalam menghidupi keluarga,”katanya
Cuaca ekterm yang terjadi terjadi sejak sepekan terakhir membuat nelayan takut mencari ikan. Sehingga dipasaran ikan-ikan hasil tangkapan nelayan berkurang. Untuk menghidupi keluarganya disepanjang musim penghujan, warga pesisir banyak mengandalkan usaha lain selain dilaut.
“Paceklik biasanya mulai sangat terasa selama tiga bulan mendatang . Sebab memasuki puncak hujan. Kalau sudah cuaca ekstrem banyak perahu nelayan yang bersandar dipinggir pantai,”papar Zainullah.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)