PROBOLINGGO | koranmadura.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), di wilayah tapal kuda bersatu menanggapi serius adanya gerakan aliran sesat dengan menggelar Holaqoh Menolak Faham Syi’ah dan Wahabi, dan Gafatar., di Pondok Pesantren Nurul Qodim Kalikajar, Paiton, Kabupaten Probolinggo, senin (25/1).
Acara holaqoh itu menghadirkan Ketua Umum Front Anti Aliran Sesat, Habib Ahmad Bin Zen Al Kaf dari Surabaya, Direktur Aswaja PWNU Centre dan selaku dan Wakil Ketua MUI Jatim, KH. Abdurrahman Nafis, beserta Habib Tohir Al Kaf dari Tegal Jawa Tengah.
“Dialog hasil kerjasama tiga PCNU itu untuk membentengi dan melindungi dari kelompok gerakan radikal dan aliran sesat. Kami ingin Islam yang damai dan rahmatalill alamin,”ujar Pengasuh Ponpes Nurul Qodim, Gus Abdullah Hasan.
Pengasuh Ponpes Nurul Qodim mengatakan, siapapun yang berlawanan dengan ajaran ahli sunnah waljamaah, dia golongan aliran sesat.”Kami harap masyarakat tidak menjadi korban paham aliran sesat, salah satunya Gafatar dan lainnya,”tandas Gus Abdullah Hasan.
Direktur Aswaja Center, KH. Abdurrahman Nafis, menyinggung soal Gafatar. Kelompok yang santer mengundang gejolak tersebut termasuk golongan aliran sesat. Bahkan, para ulama pun dalam MUI menyatakan Gafatar itu sesat.
”Gafatar tetap kami menolak, karena sesat. Tetapi, untuk eks gafatar yang tengah dipulangkan itu, tetap kami terima untuk dilakukan pembinaan,” kata Wakil Ketua MUI Jatim itu.
Terkait kelompok Gafatar, lanjut Wakil Ketua MUI Jawa Timur, dianggap tetap memiliki kewajiban dari masyarakat dan ulama untuk melindungi. Meskipun, mereka memiliki keyakinan yang tidak mudah untuk mengembalikan ke ajaran Ahlisunnah Waljamaah.
”Jangan dimusuhi, tapi didekati. Sesuai dengan dakwah Nabi Muhammad dan Ahlusunnah Waljamaah,”ucap KH. Abdurrahman Nafis.
Terpisah, Ketua Umum Front Anti Aliran Sesat Habib Ahmad Bin Zen Al Kaf, mengatakan, masyarakat tidak menjadi korban paham aliran sesat yang terus mempengaruhi warga.”Habaib yang mengikuti aliran sesat, baik itu Wahabi, Syi’ah atau lainnya, patut dilawan dan disebut mantan habaib,” tegas Habib Ahmad Bin Zen Al Kaf .
Ketua Umum Front Anti Aliran Sesat ini, mengatakan, kelompok yang selamat nanti yang mengikuti ajaran Nabi Muhamad SAW dan sahabatnya. Di Indonesia banyak berkembang berbagai aliran sesat masuk dari berbagai Negara yang menyimpang dari ajaran agama Islam dan berseberangan dengan ahli Sunnah Waljamaah.
“Selain itu ada aliran Ahmadiyah yang menyebutkan Nabi Muhammad bukan nabi yang terakhir. Tentunya, ajaran itu bertentangan dengan Al-quran yang tak lain kalam Allah,”papar Habib Ahmad Bin Zen Al Kaf.
(M. HISBULLAH HUDA)