• Koran Madura Channel
  • Relung Hati
  • Oh Ternyata
  • Neter Kolenang
  • Budaya
  • Kesehatan
  • Lapsus
  • Opini
Satu Hati untuk Bangsa
No Result
View All Result
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Jawa Timur
  • Madura
    • All
    • Bangkalan
    • Pamekasan
    • Sampang
    • Sumenep
    Bupati Fauzi Didapuk sebagai Pengurus MUI Jawa Timur

    Bupati Fauzi Didapuk sebagai Pengurus MUI Jawa Timur

    Bupati Bangkalan Imbau Warga Tak Buang Sampah di Selokan

    Bupati Bangkalan Imbau Warga Tak Buang Sampah di Selokan

    Bantah Tuduhan Ada Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja, Kangean Energy Indonesia Pastikan Tempuh Jalur Hukum

    Bantah Tuduhan Ada Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja, Kangean Energy Indonesia Pastikan Tempuh Jalur Hukum

    Hingga April 2025, Disnaker Sebut Ada 734 Lowongan Kerja Tersedia di Sumenep

    Hingga April 2025, Disnaker Sebut Ada 734 Lowongan Kerja Tersedia di Sumenep

    Bupati Sumenep Tegaskan Komitmen Kembangkan Musik Tongtong

    Bupati Sumenep Tegaskan Komitmen Kembangkan Musik Tongtong

    Angin Kencang Terjang Jrengik Sampang, Satu Rumah Rusak Parah

    Angin Kencang Terjang Jrengik Sampang, Satu Rumah Rusak Parah

    Bupati Pamekasan Resmi Lepas 1.049 JCH, Ini Pesan untuk Para Jemaah

    Bupati Pamekasan Resmi Lepas 1.049 JCH, Ini Pesan untuk Para Jemaah

    Ini Respons Ketua PPKS Sahabat Trunojoyo Soal Tuntutan Terdakwa Pembunuhan Een Jumiyanti

    Ini Respons Ketua PPKS Sahabat Trunojoyo Soal Tuntutan Terdakwa Pembunuhan Een Jumiyanti

    Dukung Percepatan Swasembada, Bupati Sumenep Pimpin Tanam Padi di Lahan 60 Hektare

    Dukung Percepatan Swasembada, Bupati Sumenep Pimpin Tanam Padi di Lahan 60 Hektare

    • Bangkalan
    • Sampang
    • Pamekasan
    • Sumenep
  • Politik
    • Pilpres
    • Pileg
    • Pilkada
    • Pilkades
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Pamanggi
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Wisata
Satu Hati untuk Bangsa
  • News
    • Internasional
    • Nasional
    • Jawa Timur
  • Madura
    • All
    • Bangkalan
    • Pamekasan
    • Sampang
    • Sumenep
    Bupati Fauzi Didapuk sebagai Pengurus MUI Jawa Timur

    Bupati Fauzi Didapuk sebagai Pengurus MUI Jawa Timur

    Bupati Bangkalan Imbau Warga Tak Buang Sampah di Selokan

    Bupati Bangkalan Imbau Warga Tak Buang Sampah di Selokan

    Bantah Tuduhan Ada Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja, Kangean Energy Indonesia Pastikan Tempuh Jalur Hukum

    Bantah Tuduhan Ada Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja, Kangean Energy Indonesia Pastikan Tempuh Jalur Hukum

    Hingga April 2025, Disnaker Sebut Ada 734 Lowongan Kerja Tersedia di Sumenep

    Hingga April 2025, Disnaker Sebut Ada 734 Lowongan Kerja Tersedia di Sumenep

    Bupati Sumenep Tegaskan Komitmen Kembangkan Musik Tongtong

    Bupati Sumenep Tegaskan Komitmen Kembangkan Musik Tongtong

    Angin Kencang Terjang Jrengik Sampang, Satu Rumah Rusak Parah

    Angin Kencang Terjang Jrengik Sampang, Satu Rumah Rusak Parah

    Bupati Pamekasan Resmi Lepas 1.049 JCH, Ini Pesan untuk Para Jemaah

    Bupati Pamekasan Resmi Lepas 1.049 JCH, Ini Pesan untuk Para Jemaah

    Ini Respons Ketua PPKS Sahabat Trunojoyo Soal Tuntutan Terdakwa Pembunuhan Een Jumiyanti

    Ini Respons Ketua PPKS Sahabat Trunojoyo Soal Tuntutan Terdakwa Pembunuhan Een Jumiyanti

    Dukung Percepatan Swasembada, Bupati Sumenep Pimpin Tanam Padi di Lahan 60 Hektare

    Dukung Percepatan Swasembada, Bupati Sumenep Pimpin Tanam Padi di Lahan 60 Hektare

    • Bangkalan
    • Sampang
    • Pamekasan
    • Sumenep
  • Politik
    • Pilpres
    • Pileg
    • Pilkada
    • Pilkades
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Pamanggi
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Wisata
No Result
View All Result
Satu Hati untuk Bangsa
No Result
View All Result
  • News
  • Madura
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Pamanggi
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Wisata
Home Resensi

Bahaya Ilusi Tunggal Identitas

Koran Madura by Koran Madura
29/04/2016
in Resensi
Share on FacebookShare on Twitter
Judul: Kekerasan dan Identitas (Edisi Kedua) Penulis		: Amartya Sen Cetakan	: I, Februari 2016 Penerbit	: Marjin Kiri Tebal		: xxii+242 halaman ISBN		: 978-979-1260-54-1
Judul : Kekerasan dan Identitas (Edisi Kedua)
Penulis : Amartya Sen
Cetakan : I, Februari 2016
Penerbit : Marjin Kiri
Tebal : xxii+242 halaman
ISBN : 978-979-1260-54-1

Pada mulanya adalah identitas, lalu bisa berujung kemelut ganas. Dalam perkembangannya, identitas bisa menjadi persoalan jelimet. Ia tidak hanya mampu melahirkan kebanggaan dan kebahagiaan, menumbuhkan kekuatan dan kepercayaan diri, identitas juga bisa memicu pembunuhan dan kematian sia-sia.

Perkataan yang merisaukan itu dituangkan dalam buku Kekerasan dan Identitas (Marjin Kiri, 2016) karya Amartya Sen, tokoh penting dunia kelahiran 83 tahun silam. Saat berumur 11 tahun, Sen menjadi saksi kekerasan komunal berbasis identitas. Pada Juli 1944, ratusan ribu orang Hindu dan Muslim di India saling membunuh. Bocah itu melihat seseorang tak dikenal tersungkur di pagar halaman rumahnya dengan luka pendarahan mengerikan. Ia memanggil orang tuanya sambil mengambilkan air untuk menolong lelaki terluka itu.

Sayang, saat dilarikan ke rumah sakit, lelaki itu meninggal. Tapi ia sempat berkisah, kedatangannya di daerah konflik itu untuk mencari kerja. Ia butuh duit untuk membeli makanan bagi keluarganya. Ikhtiar bertanggung jawab pada keluarga justru dilibas kemarahan identitas komunal berujung maut. Lelaki itu ditusuk orang-orang yang beridentitas Hindu karena identitasnya sebagai seorang Muslim saja. Bukan identitasnya yang lain, seperti sesama warga negara India, atau sesama manusia, atau seseorang yang mau bertanggungjawab pada keluarganya, dan sebagainya. Parahnya lagi, perseteruan Hindu dan Muslim edisi prakemerdekaan itu bermuara pada pecahnya negeri tersebut menjadi India dan Pakistan. India dianggap beridentitas Hindu, sedangkan Pakistan beridentitas Islam.

Peristiwa bersimbah korban nyawa itu menyadarkan Sen perihal identitas, kebebasan, kesejahteraan, yang sering menimpa manusia tak berdaya. “Hubungan mengenaskan antara kemiskinan ekonomi dan ketidakbebasan menyeluruh (bahkan ketidakbebasan menjalani hidup) adalah kenyataan mengejutkan yang mengguncang benak muda saya dengan kekuatan tak habis-habisnya,” tulis si bocah Sen, ekonom dan filsuf penerima Nobel Ekonomi 1998 asal India.

BacaJuga :

Peran Bandung dalam Upaya Memberantas Neokolonialisme Global

Meneguhkan Tuhan sebagai Realitas yang Tak Terbantahkan

Mengenal Sosok Manusia Agung

Menjadi Pelayan Publik yang Handal dan Inovatif

Pengalaman mengerikan itu kemudian juga membuat Sen menggeluti konsep-konsep dan teori tentang identitas. Kepakaran Amartya Sen bicara soal identitas tak diragukan. Ia sudah berceramah di ratusan universitas kelas dunia. Ia tak segan untuk mengkritik konsep-konsep dan teori moncer yang dianggapnya keliru. Misalnya Sen menilai Mohandas Gandhi, Martin Luther King, Bunda Theresa, dan Nelson Mandela sebagai idiot-idiot besar karena menilai tindakan manusia mementingkan diri sendiri merupakan sesuatu yang “alamiah”. Sen juga melemahkan tesis “benturan antarperadaban” Samuel P. Huntington yang mengotak-kotakkan peradaban hanya berdasarkan agama. Ia pun tak gentar untuk menganggap bodoh Letjen Willian Boykin yang fanatik akut pada Tuhannya sehingga merendahkan Tuhan agama lain.

Semua itu dianggap Sen sebagai ilusi identitas tunggal yang mengerdilkan fakta mendasar tentang manusia multidimensi sekaligus makhluk sosial yang kompleks dan rumit. Dampak pandangan semacam itu tak dapat dikatakan ringan. Ia mampu memecah belah dan membuat dunia ini kian rentan pertikaian. Ilusi tentang identitas tunggal juga berimplikasi pada cara identitas global dipandang dan dipahami. Pilihan antara identitas nasional dan identitas global akan menjadi suatu pertarungan hidup mati.

“Maka, demi menangkal pengerdilan umat manusia, yang menjadi pokok perhatian buku ini, kita dapat pula membuka kemungkinan terwujudnya sebuah dunia yang bisa mengatasi kenangan pahit masa lalunya dan menanggulangi rasa tidak aman di masa kininya yang penuh gejolak,” tulis Sen (hal. 237). Untuk itu diperlukan nalar yang terang untuk membuka selubung ilusi tunggal identitas dan perlunya kesadaran pengakuan mutiidentitas pada seseorang. [*]

Oleh: Hanputro Widyono
Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Next Post

Janda Muda Pengedar Sabu Menjadi Mualaf

Leave Comment

Trending

  • Hingga April 2025, Disnaker Sebut Ada 734 Lowongan Kerja Tersedia di Sumenep

    Hingga April 2025, Disnaker Sebut Ada 734 Lowongan Kerja Tersedia di Sumenep

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Persoalkan Kinerja Bupati Bangkalan, Himaba Demo Depan Pemkab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Himaba Demo di Kantor Bupati Bangkalan, Ini Tiga Tuntutannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PAC PDI Perjuangan Kalianget Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Ledakan Tabung Gas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bantah Tuduhan Ada Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja, Kangean Energy Indonesia Pastikan Tempuh Jalur Hukum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Laporan Khusus

  • All
  • Lapsus

Bupati Fauzi Didapuk sebagai Pengurus MUI Jawa Timur

Bupati Bangkalan Imbau Warga Tak Buang Sampah di Selokan

Bantah Tuduhan Ada Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja, Kangean Energy Indonesia Pastikan Tempuh Jalur Hukum

Hingga April 2025, Disnaker Sebut Ada 734 Lowongan Kerja Tersedia di Sumenep

Bupati Sumenep Tegaskan Komitmen Kembangkan Musik Tongtong

Angin Kencang Terjang Jrengik Sampang, Satu Rumah Rusak Parah

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Sitemap

© 2024 Koran Madura - Hak Cipta Dilindungi

No Result
View All Result
  • Koran Madura Channel
  • Relung Hati
  • Oh Ternyata
  • Neter Kolenang
  • Budaya
  • Kesehatan
  • Lapsus
  • Opini

© 2024 Koran Madura - Hak Cipta Dilindungi