
Penulis : J. Ferdinand Setia Budi
Penerbit : Diva Press
Cetakan : I, Februari 2016
Tebal : 180 halaman
ISBN : 978-602-296-195-6
“Selama empat puluh tahun saya sudah berhenti membenci sesama. Saya berusaha untuk tidak memmbenci makhluk apa pun di dunia ini”. (Mahatma Gandhi).
Apa yang pernah diucapkan oleh Mahatma Gandhi tersebut bukan sekadar slogan atau orasi tanpa laku. Pria kelahiran Gujarat, India 2 Oktober 1869 silam ini adalah sosok yang penuh kasih sayang terhadap sesama. Ia ibarat cermin kehidupan sosok manusia yang memiliki kemerdekaan hati. Ia rela menderita demi keadilan, menolak menyakiti sesama, bahkan rela dipenjara demi terwujudnya perdamaian.
Kita tentu sepakat bahwa penjajahan merupakan hal yang tak pernah diinginkan oleh setiap bangsa. Sejarah telah membuktikan betapa penjajahan lebih banyak menimbulkan penderitaan akibat penindasan. Tak terkecuali dengan India yang pada waktu itu dijajah oleh Inggris. Salah satu tokoh yang gencar melawan penjajahan Inggris adalah Gandhi (hal 116).
Ketika pemerintah Inggris mengeluarkan sebuah peraturan atau undang-undang yang dirasa tidak mencerminkan semangat keadilan, maka Gandhi akan memberikan instruksi kepada para pengikutnya agar jangan mematuhi kebijakan tersebut. Tujuannya sangat jelas, yakni agar pemerintah Inggris menanggung sendiri akibatnya (hal 116-117).
Jika merunut pada catatan sejarah, sebenarnya Gandhi bukan termasuk tokoh pendiri gerakan kemerdekaan India. Namun, keberadaannya justru menjadi hal yang penting dan menarik perhatian dunia. Hal ini terutama disebabkan oleh anjurannya mengenai tindakan tanpa kekerasan. Meskipun begitu, ternyata tidak semua orang menerima ajaran atau prinsip hidupnya. Pada periode 1945-1955 perjuangan tanpa kekerasan ia gunakan untuk membujuk Portugal agar supaya angkat kaki dari Goa. Namun anjuran ini ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan, hal yang terjadi kemudian justru pemerintah India meringkus dirinya dengan menggunakan kekuatan senjata (hal 14).
Pilihan Gandhi berjuang atas dasar perdamaian tentu bukan dilakukan tanpa pertimbangan. Sebagai penganut Hindu yang taat, ia benar-benar berusaha menerapkan ajaran agamanya untuk menginspirasi dunia agar segera meninggalkan kekerasan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan juga menghormati kemerdekaan (hal 110-111).
Selain mengisahkan perjuangan Gandhi melawan ketidakadilan para penjajah dengan jalan damai dan anti kekerasan, buku ini juga mengurai sosok tokoh lainnya yang juga memiliki pengaruh besar dan jasa bagi dunia, yaitu Albert Einstein, seorang pelopor teori hukum relativitas yang begitu populer. [*]
Oleh: Sam Edy Yuswanto
Penulis lepas bermukim di Kebumen.